Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Hidup di era kebebasan media, bak hidup di hutan belantara. Harus serba waspada. Jika tidak, bisa menjadi mangsa berita.
Orang menyebutnya era keterbukaan, namun sejatinya adalah zaman penipuan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan keadaan manusia di akhir zaman,
سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ، قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: “السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ”
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh penipuan. Pendusta dianggap benar, sementara orang yang jujur dianggap dusta. Pengkhianat diberi amanat, sedangkan orang amanah dianggap pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah angkat bicara.” Ada yang bertanya, “Apa itu Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh (masalah agama) yang turut campur dalam urusan masyarakat.”
(HR. Ahmad 7912, Ibnu Majah 4036, Abu Ya’la al-Mushili dalam musnadnya 3715, dan dinilai hasan oleh Syuaib al-Arnauth).
Kedepankan Su’udzan kepada Wartawan
Dengan melihat kenyataan ini, kita bisa memastikan kebanyakan para pembawa berita saat ini adalah orang-orang fasik. Penyiar berita dengan penampilan mengumbar aurat adalah orang fasik. Bahkan tanpa malu mereka melakukan kefasikannya di depan umum.
Allah memberikan bimbingan, agar kita tidak mudah percaya dengan berita dari model manusia semacam ini. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
(QS. Al-Hujurat: 6)
Terlebih, hampir semua berita, terutama yang terkait konflik di tempat kita, sangat sarat dengan tendensi ideologi dan opini. Karena itu, menelan mentah-mentah sebuah informasi dari media massa adalah sebuah kesalahan besar, sehingga terjadilah seperti yang Allah firmankan, ’menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu’.
Waspada! Munafik yang Pandai Bicara
Dari Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ
Keadaan yang paling aku takutkan menimpa umatku, setiap orang munafik yang pinter bicara. (HR. Ahmad 143 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Bad news is good news. Prinsip paling jahat yang menjadi acuan dunia media. Terlepas apakah berita itu mendidik ataukah tidak. Bagi media, itu tidak penting. Yang lebih penting, bagaiaman mereka bisa membumikan ideologi dan pemikirannya, melalui alat yang disebut informasi. Sejuta kata indah, bisa memoles dusta menjadi berita.
Jangan Menelan Berita Mentah-mentah
Kami tidak akan memberikan banyak komentar untuk bagian ini. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi nasehat tegas masalah ini,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
Cukuplah seseorang dianggap pendusta, ketika dia menceritakan semua berita yang pernah dia dengar. (HR. Muslim dalam Muqadimah shahihnya dan Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf 25167).
Pernyataan Imam Malik rahimahullah,
عن ابن وهب: قال لي مالك اعلم أنه ليس يسلم رجل حدث بكل ما سمع ولا يكون إماما أبدا وهو يحدث بكل ما سمع
Dari Ibnu Wahb: Imam Malik berkata kepadaku: Ketahuilah, sesungguhnya orang yang menyampaikan setiap berita yang dia dengar itu tidak diterima. Seseorang tidak bisa jadi pemimpin selamanya, jika dia suka menyampaikan setiap yang dia dengar.
(HR. Muslim dalam Mukadimah Shahihnya)
Allahu a’lam.
Ditulis oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Sumber : Konsultasisyariah.com
Jangan jadi TKI yang materialistis....cobalah bersikap RIYAListis
Rabu, 24 Juni 2015
Senin, 22 Juni 2015
Menasehati pemimpin
Menasehati pemimpin dengan nasehat yang baik dan cara yang bijak adalah ibadah yang sangat mulia. Bahkan ketika Nabi ditanya jihad apa yang paling utama? Beliau menjawab:
“Kalimat kebenaran di sisi pemimpin yang dzalim“.
(HR. Nasai, Ibnu Majah dan dishahihkan al Albani dalam Ash Shahihah: 491)
Banyak orang salah paham tentang hadits ini dan menjadikannya dalil bolehnya membeberkan aib pemimpin di media umum. Ini tidak benar. Hadits ini menganjurkan untuk menasehati pemimpin tapi di hadapannya secara langsung. Perhatikanlah lafadz عند سلطان (di sisi pemimpin).
Oleh karenanya Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk mendatangi Firaun secara langsung dan menasehatinya dg lembut. (QS. Thoha: 43-44).
Adapun kita menyebut kejelekan pemimpin di forum umum seperti facebook, mimbar umum dll yang jauh dari pemimpin maka ini bukanlah nasehat karena yang dinasehati aja belum tentu membaca atau mengetahuinya bahkan ini bisa memprovokasi rakyat untuk benci pada pemimpin sehingga menimbulkan kerusakan dan pembrontakan
(lihat Syarh Arbain Nawawiyah hal. 121 oleh Ibnu Utsaimin).
Anehnya, banyak para pengkritik pemimpin dari jarak jauh tadi jika berhadapan langsung dengan pemimpin mereka justru menjadi manusia pengecut. Hal seperti ini dinilai oleh ulama salaf dahulu sebagai suatu kemunafikan sebagamana kata Ibnu Umar dalam riwayat Al Bukhori (7178).
Jadi menasehati langsung di hadapan pemimpin dengan cara yang bijak adalah kemulian dan keberanian. Adapun mengungkap aib dari kejauhan dan di media umum adalah penghinaan dan kemunafikan.
Marilah kita mendoakan kebaikan untuk peminpin kita agar dibimbing oleh Allah kepada jalan yang benar sesuai ajaran Islam.
Penulis: Abu Ubaidah As Sidawi
Sumber: Artikel Muslim.Or.Id
كلمة حق عند سلطان جائر
“Kalimat kebenaran di sisi pemimpin yang dzalim“.
(HR. Nasai, Ibnu Majah dan dishahihkan al Albani dalam Ash Shahihah: 491)
Banyak orang salah paham tentang hadits ini dan menjadikannya dalil bolehnya membeberkan aib pemimpin di media umum. Ini tidak benar. Hadits ini menganjurkan untuk menasehati pemimpin tapi di hadapannya secara langsung. Perhatikanlah lafadz عند سلطان (di sisi pemimpin).
Oleh karenanya Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk mendatangi Firaun secara langsung dan menasehatinya dg lembut. (QS. Thoha: 43-44).
Adapun kita menyebut kejelekan pemimpin di forum umum seperti facebook, mimbar umum dll yang jauh dari pemimpin maka ini bukanlah nasehat karena yang dinasehati aja belum tentu membaca atau mengetahuinya bahkan ini bisa memprovokasi rakyat untuk benci pada pemimpin sehingga menimbulkan kerusakan dan pembrontakan
(lihat Syarh Arbain Nawawiyah hal. 121 oleh Ibnu Utsaimin).
Anehnya, banyak para pengkritik pemimpin dari jarak jauh tadi jika berhadapan langsung dengan pemimpin mereka justru menjadi manusia pengecut. Hal seperti ini dinilai oleh ulama salaf dahulu sebagai suatu kemunafikan sebagamana kata Ibnu Umar dalam riwayat Al Bukhori (7178).
Jadi menasehati langsung di hadapan pemimpin dengan cara yang bijak adalah kemulian dan keberanian. Adapun mengungkap aib dari kejauhan dan di media umum adalah penghinaan dan kemunafikan.
Marilah kita mendoakan kebaikan untuk peminpin kita agar dibimbing oleh Allah kepada jalan yang benar sesuai ajaran Islam.
Penulis: Abu Ubaidah As Sidawi
Sumber: Artikel Muslim.Or.Id
Hukum Makan Dan Minum Dengan Tangan Kiri
Karena terusik oleh tulisan di sosmed tentang photo pemimpin yang makan dam minum dengan tangan kanan maka menurut saya pribadi sebaiknya dari pada sibuk membuka aib orang lain sebaiknya kita mengetahui adab dalm makan dan minum dalam islam
Diantara adab yang diajarkan Islam ketika makan atau minum adalah makan dan minum dengan tangan kanan. Dan Islam melarang makan atau minum dengan tangan kiri. Hal ini pun sejatinya sesuai dengan kebiasaan orang timur terutama di negeri kita. Dan sangat disayangkan sekali sebagian kaum Muslimin tidak mengindahkan adab yang indah ini.
Anjuran makan dan minum dengan tangan kanan
Ketahuilah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam biasa menggunakan tangan kanan untuk sebagian besar urusannya yang baik-baik. Sebagaimana hadits ‘Aisyah radhiallahu’anha:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ فِي شَأْنِهِ كُلِّهِ
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam membiasakan diri mendahulukan yang kanan dalam memakai sandal, menyisir, bersuci dan dalam setiap urusannya”
(HR. Bukhari 168).
Termasuk juga dalam masalah makan dan minum beliau senantiasa mendahulukan tangan kanan. Sebagaimana juga diceritakan oleh sahabat Umar bin Abi Salamah radhiallahu’anhuma:
: كُنْتُ غُلاَمًا فِي حِجْرِ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ، فَقَال لِي رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ، وَكُل بِيَمِينِكَ، وَكُل مِمَّا يَلِيكَ
Sewaktu aku masih kecil, saat berada dalam asuhan Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam, pernah suatu ketika tanganku ke sana ke mari (saat mengambil makanan) di nampan. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku: “wahai bocah, ucaplah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, serta ambil makanan yang berada di dekatmu”.
(HR. Bukhari no.5376, Muslim no.2022)
Ini juga berlaku ketika minum, berdasarkan hadits Ibnu Umar radhiallahu’anhuma:
إذا أَكَلَ أحدُكُم فليأكلْ بيمينِهِ . وإذا شرِبَ فليشربْ بيمينِهِ . فإنَّ الشَّيطانَ يأكلُ بشمالِهِ ويشربُ بشمالِهِ
“jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya”
(HR. Muslim no. 2020).
Perhatikan bahwa hadits-hadits di atas menggunakan kata perintah كُل بِيَمِينِكَ (makanlah dengan tangan kananmu), فليأكلْ بيمينِهِ (makanlah dengan tangan kanannya). Dan hukum asal dari perintah adalah wajib.
Maka sudah sepatutnya setiap Muslim memperhatikan adab ini dan tidak meremehkannya, jika ia memang bersemangat untuk menaati Allah dan Rasul-Nya serta bersemangat untuk meneladani Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.
Hukum makan dan minum dengan tangan kiri
Setelah mengetahui pemaparan di atas, lalu bagaimana hukum makan dan minum dengan tangan kiri? Adapun makan dan minum dengan tangan kiri ketika ada udzur, maka hukumnya boleh. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan:
الأكل باليد اليسرى بعذر لا بأس به، أما لغير عذر فهو حرام
“makan dan minum dengan tangan kiri ketika ada udzur hukumnya tidak mengapa, adapun jika tanpa udzur maka haram”
Dalam Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyah (6/119) juga disebutkan:
فَإِنْ كَانَ عُذْرٌ يَمْنَعُ الأَْكْل أَوِ الشُّرْبَ بِالْيَمِينِ مِنْ مَرَضٍ أَوْ جِرَاحَةٍ أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ فَلاَ كَرَاهَةَ فِي الشِّمَال
“jika ada udzur yang menghalangi seseorang untuk makan atau minum dengan tangan kanan, semisal karena sakit atau luka atau semisalnya maka tidak makruh menggunakan tangan kanan”
Dan kami tidak mengetahui adanya khilaf diantara para ulama mengenai hal ini.
Sedangkan makan dan minum dengan tangan kiri tanpa udzur, ada dua pendapat ulama dalam masalah ini:
Pendapat pertama, hukumnya makruh. Ini adalah pendapat Syafi’iyyah dan Hanabilah.
صَرَّحَ الشَّافِعِيَّةُ وَالْحَنَابِلَةُ بِأَنَّهُ يُكْرَهُ الأَْكْل وَالشُّرْبُ بِالشِّمَال بِلاَ ضَرُورَةٍ
“Syafi’iyyah dan Hanabilah menegaskan bahwa makruh hukumnya makan dan minum dengan tangan kiri ketika tidak dalam keadaan darurat”
(Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyah, 45/294).
Diantara ulama masa kini yang menguatkan pendapat ini adalah Syaikh Shalih Alu Asy Syaikh dan Syaikh Shalih Al Fauzan hafizhahumallah. Mereka memaknai dalil-dalil larangan makan dan minum sebagai larangan yang sifatnya bimbingan yang tidak sampai haram, namun makruh lit tanzih. Hal ini ditunjukkan dalam sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam :
يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ، وَكُل بِيَمِينِكَ، وَكُل مِمَّا يَلِيكَ
“wahai bocah, ucaplah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, serta ambil makanan yang berada di dekatmu”
dalam hadits ini Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan perkara-perkara yang hukumnya mustahab bukan wajib menurut mereka.
Pendapat kedua, hukumnya haram. Ini adalah pendapat para ulama muhaqiqqin seperi Ibnu Hajar Al Asqalani, Ibnul Qayyim, Ibnu ‘Abdil Barr, Ash Shan’ani, Asy Syaukani dan juga para ulama besar zaman ini seperti Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, dan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani. Mereka berdalil dengan hadits Ibnu Umar radhiallahu’anhuma:
إذا أَكَلَ أحدُكُم فليأكلْ بيمينِهِ . وإذا شرِبَ فليشربْ بيمينِهِ . فإنَّ الشَّيطانَ يأكلُ بشمالِهِ ويشربُ بشمالِهِ
“jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya”
(HR. Muslim no. 2020).
Dalam hadits ini terdapat dua poin: perintah makan dengan tangan kanan dan larangan makan dengan tangan kiri.
Juga hadits Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لا تأكلوا بالشِّمالِ ، فإنَّ الشَّيطانَ يأكلُ بالشِّمالِ
“janganlah kalian makan dengan tangan kiri karena setan makan dengan tangan kiri”
(HR. Muslim 2019)
Pendapat kedua adalah pendapat yang rajih, yang sesuai dengan dalil-dalil yang tegas memerintahkan makan dengan tangan kanan ditambah lagi dalil-dalil yang tegas melarang makan dan minum dengan tangan kiri.
Andaikan hanya ada dalil perintah makan dan minum dengan tangan kanan, maka itu sudah cukup kuat untuk mengharamkannya. Sebagaimana kaidah:
الأمر بالشيء نهي عن ضده
“perintah terhadap sesuatu, merupakan larangan terhadap kebalikannya”
Namun dalam masalah ini tidak hanya ada dalil perintah makan dan minum dengan tangan kanan, bahkan juga terdapat dalil larangan makan dan minum dengan tangan kiri. Sehingga lebih tegas lagi keharamannya.
Jangan meniru setan!
Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:
فَإِنَّ الْآكِلَ بِهَا، إِمَّا شَيْطَانٌ وَإِمَّا مُشَبَّهٌ بِهِ
“yang makan dengan tangan kiri, kalau ia bukan setan maka ia menyerupai setan”
(Zaadul Ma’ad, 2/369)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan: “makan dan minum dengan tangan kiri ketika ada udzur hukumnya tidak mengapa, adapun jika tanpa udzur maka haram. Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam melarangnya, beliau bersabda:
إن الشيطان يأكل بشماله ويشرب بشماله
‘sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya‘
dan Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
“wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya ia menyuruh kepada perbuatan buruk dan kemungkaran” (QS. An Nur: 21)
Kemudian, setan itu senang jika anda makan dengan tangan kiri anda, karena itu artinya anda telah mengikuti setan dan menyelisihi Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Maka ini bukan perkara remeh! Jika anda makan atau minum dengan tangan kiri, setan sangat bergembira karena perbuatan tersebut. Ia gembira karena anda telah mencocoki dirinya dan menyelisihi Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Maka ini bukan perkara remeh! Oleh karena itu wajib bagi para penuntut ilmu untuk melarang orang-orang awam melakukan perbuatan ini.
Banyak orang yang kita dapati ketika makan, mereka minum dengan tangan kiri. Kata mereka: “nanti gelasnya kotor”. Padahal kebanyakan gelas sekarang terbuat dari kertas yang hanya sekali pakai saja. Maka jika demikian biarkan saja ia terkena noda (dari bekas makan). Kemudian, masih memungkinkan anda memegangnya pada bagian bawahnya diantara telunjuk dan ibu jari, kemudian meminumnya. Lalu andaikan alternatif-alternatif barusan tidak memungkinkan, maka biarkan saja gelasnya terkena noda nanti bisa dicuci, ini bukan hal yang musykilah.
Karena selama seseorang itu tahu bahwa melakukan hal tersebut hukumnya haram dan berdosa jika minum dengan tangan kiri, maka yang haram itu tidak boleh dilakukan kecuali darurat”
Khan cuma makruh?
Sebagian orang ada yang beralasan “bukankah sebagian ulama hanya memakruhkan, tidak mengharamkan?”.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan: “sebagian ulama memang berpendapat makruh. Namun, wahai saudaraku, saya nasehatkan anda dan yang lainnya, ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, janganlah anda mengatakan ‘bukankah sebagian ulama berpendapat begini dan begitu?‘. Para ulama berfatwa sesuai pemahaman mereka. Terkadang mereka mengetahui dalilnya, namun salah dalam memahaminya. Dan terkadang mereka tidak mengetahui dalilnya, dan terkadang dalil dalam suatu masalah itu khafiy (samar).
Bukankah para sahabat Nabi pernah tidak mengetahui hadits tentang tha’un? Ketika Umar bin Khathab berangkat menuju Syam, ada yang mengabari beliau bahwa di Syam sedang ada tha’un (wabah penyakit). Lalu beliau berdiri dan bermusyawarah dengan para sahabat. Lalu datang juga kaum Muhajirin dan Anshar yang turut berdiskusi dalam ruangan. Mereka semua ketika itu tidak tahu tenatng hadits tha’un! Namun walhamdulillah, Allah memberi taufiq kepada mereka untuk kembali dan tidak melanjutkan perjalanan. Yaitu melalui Abdurrahman bin Auf radhiallahu’anhu yang meriwayatkan hadits tersebut, yang awalnya ia tidak hadir di rombongan. Namun kemudian ia datang dan menyampaikan hadits tersebut. Semua sahabat ketika itu tidak tahu haditsnya, dan padahal ketika itu jumlah mereka terbatas (sedikit). Maka bagaimana lagi ketika umat sudah tersebar dan ulama juga sudah tersebar? Maka tidak semestinya kita menentang sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dengan perkataan ‘apa dalam masalah ini ada khilaf?‘ atau ‘bukankah sebagian ulama berpendapat begini dan begitu?‘. Jika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda kepada kita:
لا يأكل أحدكم بشماله، ولا يشرب بشماله؛ فإن الشيطان يأكل بشماله ويشرب بشماله
‘janganlah kalian makan dan minum dengan tangan kiri karena setan makan dan minum dengan tangan kiri‘
maka habis perkara. Jika seorang mukmin disuruh memilih, apakah anda lebih suka dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ataukah lebih suka dengan jalannya setan? Apa jawabnya? Tentu akan menjawab, saya lebih suka dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam”
Selain itu, andaikan seseorang menguatkan pendapat makruhnya hal ini, maka yang makruh itu hendaknya dijauhi. Ketika para ulama mengatakan hukumnya makruh, maka mereka menginginkan orang-orang menjauhi hal tersebut, bukan malah melakukannya apalagi menjadikannya kebiasaan. Bukankah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
الحَلاَلُ بَيِّنٌ، وَالحَرَامُ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى المُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ: كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى، يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ
“Yang halal itu jelas, yang haram itu jelas. Diantaranya ada yang syubhat, yang tidak diketahui hukumnya oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa menjauhi yang syubhat, ia telah menjaga kehormatan dan agamanya. Barangsiapa mendekati yang syubhat, sebagaimana pengembala di perbatasan. Hampir-hampir saja ia melewatinya”
(HR. Bukhari 52, Muslim 1599)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي من ابْن آدم مجرى الدم
“Sesungguhnya setan ikut mengalir dalam darah manusia” (HR. Bukhari 7171, Muslim 2174)
Al Khathabi menjelaskan hadits ini:
وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ مِنَ الْعِلْمِ اسْتِحْبَابُ أَنْ يَحْذَرَ الإِنْسَانُ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ مِنَ الْمَكْرُوهِ مِمَّا تَجْرِي بِهِ الظُّنُونُ وَيَخْطُرُ بِالْقُلُوبِ وَأَنْ يَطْلُبَ السَّلامَةَ مِنَ النَّاسِ بِإِظْهَارِ الْبَرَاءَةِ مِنَ الرِّيَبِ
“Dalam hadits ini ada ilmu tentang dianjurkannya setiap manusia untuk menjauhi setiap hal yang makruh dan berbagai hal yang menyebabkan orang lain punya sangkaan dan praduga yang tidak tidak. Dan anjuran untuk mencari tindakan yang selamat dari prasangka yang tidak tidak dari orang lain dengan menampakkan perbuatan yang bebas dari hal hal yang mencurigakan”
(Talbis Iblis, 1/33)
Kesimpulan
Wajib makan dan minum dengan tangan kanan dan haram hukumnya makan dan minum dengan tangan kiri. Dan makan dan minum dengan tangan kiri adalah perbuatan setan. Pendapat yang menyatakan makruh adalah pendapat yang lemah, namun andaikan seseorang mengambil pendapat ini maka tetaplah hendaknya ia menjauhinya bukan malah melakukannya.
Semoga bermanfaat, nas-alullah at taufiq was sadaad.
Sumber: http://muslim.or.id
Diantara adab yang diajarkan Islam ketika makan atau minum adalah makan dan minum dengan tangan kanan. Dan Islam melarang makan atau minum dengan tangan kiri. Hal ini pun sejatinya sesuai dengan kebiasaan orang timur terutama di negeri kita. Dan sangat disayangkan sekali sebagian kaum Muslimin tidak mengindahkan adab yang indah ini.
Anjuran makan dan minum dengan tangan kanan
Ketahuilah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam biasa menggunakan tangan kanan untuk sebagian besar urusannya yang baik-baik. Sebagaimana hadits ‘Aisyah radhiallahu’anha:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ فِي شَأْنِهِ كُلِّهِ
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam membiasakan diri mendahulukan yang kanan dalam memakai sandal, menyisir, bersuci dan dalam setiap urusannya”
(HR. Bukhari 168).
Termasuk juga dalam masalah makan dan minum beliau senantiasa mendahulukan tangan kanan. Sebagaimana juga diceritakan oleh sahabat Umar bin Abi Salamah radhiallahu’anhuma:
: كُنْتُ غُلاَمًا فِي حِجْرِ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ، فَقَال لِي رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ، وَكُل بِيَمِينِكَ، وَكُل مِمَّا يَلِيكَ
Sewaktu aku masih kecil, saat berada dalam asuhan Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam, pernah suatu ketika tanganku ke sana ke mari (saat mengambil makanan) di nampan. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku: “wahai bocah, ucaplah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, serta ambil makanan yang berada di dekatmu”.
(HR. Bukhari no.5376, Muslim no.2022)
Ini juga berlaku ketika minum, berdasarkan hadits Ibnu Umar radhiallahu’anhuma:
إذا أَكَلَ أحدُكُم فليأكلْ بيمينِهِ . وإذا شرِبَ فليشربْ بيمينِهِ . فإنَّ الشَّيطانَ يأكلُ بشمالِهِ ويشربُ بشمالِهِ
“jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya”
(HR. Muslim no. 2020).
Perhatikan bahwa hadits-hadits di atas menggunakan kata perintah كُل بِيَمِينِكَ (makanlah dengan tangan kananmu), فليأكلْ بيمينِهِ (makanlah dengan tangan kanannya). Dan hukum asal dari perintah adalah wajib.
Maka sudah sepatutnya setiap Muslim memperhatikan adab ini dan tidak meremehkannya, jika ia memang bersemangat untuk menaati Allah dan Rasul-Nya serta bersemangat untuk meneladani Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.
Hukum makan dan minum dengan tangan kiri
Setelah mengetahui pemaparan di atas, lalu bagaimana hukum makan dan minum dengan tangan kiri? Adapun makan dan minum dengan tangan kiri ketika ada udzur, maka hukumnya boleh. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan:
الأكل باليد اليسرى بعذر لا بأس به، أما لغير عذر فهو حرام
“makan dan minum dengan tangan kiri ketika ada udzur hukumnya tidak mengapa, adapun jika tanpa udzur maka haram”
Dalam Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyah (6/119) juga disebutkan:
فَإِنْ كَانَ عُذْرٌ يَمْنَعُ الأَْكْل أَوِ الشُّرْبَ بِالْيَمِينِ مِنْ مَرَضٍ أَوْ جِرَاحَةٍ أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ فَلاَ كَرَاهَةَ فِي الشِّمَال
“jika ada udzur yang menghalangi seseorang untuk makan atau minum dengan tangan kanan, semisal karena sakit atau luka atau semisalnya maka tidak makruh menggunakan tangan kanan”
Dan kami tidak mengetahui adanya khilaf diantara para ulama mengenai hal ini.
Sedangkan makan dan minum dengan tangan kiri tanpa udzur, ada dua pendapat ulama dalam masalah ini:
Pendapat pertama, hukumnya makruh. Ini adalah pendapat Syafi’iyyah dan Hanabilah.
صَرَّحَ الشَّافِعِيَّةُ وَالْحَنَابِلَةُ بِأَنَّهُ يُكْرَهُ الأَْكْل وَالشُّرْبُ بِالشِّمَال بِلاَ ضَرُورَةٍ
“Syafi’iyyah dan Hanabilah menegaskan bahwa makruh hukumnya makan dan minum dengan tangan kiri ketika tidak dalam keadaan darurat”
(Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyah, 45/294).
Diantara ulama masa kini yang menguatkan pendapat ini adalah Syaikh Shalih Alu Asy Syaikh dan Syaikh Shalih Al Fauzan hafizhahumallah. Mereka memaknai dalil-dalil larangan makan dan minum sebagai larangan yang sifatnya bimbingan yang tidak sampai haram, namun makruh lit tanzih. Hal ini ditunjukkan dalam sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam :
يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ، وَكُل بِيَمِينِكَ، وَكُل مِمَّا يَلِيكَ
“wahai bocah, ucaplah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, serta ambil makanan yang berada di dekatmu”
dalam hadits ini Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan perkara-perkara yang hukumnya mustahab bukan wajib menurut mereka.
Pendapat kedua, hukumnya haram. Ini adalah pendapat para ulama muhaqiqqin seperi Ibnu Hajar Al Asqalani, Ibnul Qayyim, Ibnu ‘Abdil Barr, Ash Shan’ani, Asy Syaukani dan juga para ulama besar zaman ini seperti Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, dan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani. Mereka berdalil dengan hadits Ibnu Umar radhiallahu’anhuma:
إذا أَكَلَ أحدُكُم فليأكلْ بيمينِهِ . وإذا شرِبَ فليشربْ بيمينِهِ . فإنَّ الشَّيطانَ يأكلُ بشمالِهِ ويشربُ بشمالِهِ
“jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya”
(HR. Muslim no. 2020).
Dalam hadits ini terdapat dua poin: perintah makan dengan tangan kanan dan larangan makan dengan tangan kiri.
Juga hadits Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لا تأكلوا بالشِّمالِ ، فإنَّ الشَّيطانَ يأكلُ بالشِّمالِ
“janganlah kalian makan dengan tangan kiri karena setan makan dengan tangan kiri”
(HR. Muslim 2019)
Pendapat kedua adalah pendapat yang rajih, yang sesuai dengan dalil-dalil yang tegas memerintahkan makan dengan tangan kanan ditambah lagi dalil-dalil yang tegas melarang makan dan minum dengan tangan kiri.
Andaikan hanya ada dalil perintah makan dan minum dengan tangan kanan, maka itu sudah cukup kuat untuk mengharamkannya. Sebagaimana kaidah:
الأمر بالشيء نهي عن ضده
“perintah terhadap sesuatu, merupakan larangan terhadap kebalikannya”
Namun dalam masalah ini tidak hanya ada dalil perintah makan dan minum dengan tangan kanan, bahkan juga terdapat dalil larangan makan dan minum dengan tangan kiri. Sehingga lebih tegas lagi keharamannya.
Jangan meniru setan!
Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:
فَإِنَّ الْآكِلَ بِهَا، إِمَّا شَيْطَانٌ وَإِمَّا مُشَبَّهٌ بِهِ
“yang makan dengan tangan kiri, kalau ia bukan setan maka ia menyerupai setan”
(Zaadul Ma’ad, 2/369)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan: “makan dan minum dengan tangan kiri ketika ada udzur hukumnya tidak mengapa, adapun jika tanpa udzur maka haram. Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam melarangnya, beliau bersabda:
إن الشيطان يأكل بشماله ويشرب بشماله
‘sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya‘
dan Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
“wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya ia menyuruh kepada perbuatan buruk dan kemungkaran” (QS. An Nur: 21)
Kemudian, setan itu senang jika anda makan dengan tangan kiri anda, karena itu artinya anda telah mengikuti setan dan menyelisihi Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Maka ini bukan perkara remeh! Jika anda makan atau minum dengan tangan kiri, setan sangat bergembira karena perbuatan tersebut. Ia gembira karena anda telah mencocoki dirinya dan menyelisihi Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Maka ini bukan perkara remeh! Oleh karena itu wajib bagi para penuntut ilmu untuk melarang orang-orang awam melakukan perbuatan ini.
Banyak orang yang kita dapati ketika makan, mereka minum dengan tangan kiri. Kata mereka: “nanti gelasnya kotor”. Padahal kebanyakan gelas sekarang terbuat dari kertas yang hanya sekali pakai saja. Maka jika demikian biarkan saja ia terkena noda (dari bekas makan). Kemudian, masih memungkinkan anda memegangnya pada bagian bawahnya diantara telunjuk dan ibu jari, kemudian meminumnya. Lalu andaikan alternatif-alternatif barusan tidak memungkinkan, maka biarkan saja gelasnya terkena noda nanti bisa dicuci, ini bukan hal yang musykilah.
Karena selama seseorang itu tahu bahwa melakukan hal tersebut hukumnya haram dan berdosa jika minum dengan tangan kiri, maka yang haram itu tidak boleh dilakukan kecuali darurat”
Khan cuma makruh?
Sebagian orang ada yang beralasan “bukankah sebagian ulama hanya memakruhkan, tidak mengharamkan?”.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan: “sebagian ulama memang berpendapat makruh. Namun, wahai saudaraku, saya nasehatkan anda dan yang lainnya, ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, janganlah anda mengatakan ‘bukankah sebagian ulama berpendapat begini dan begitu?‘. Para ulama berfatwa sesuai pemahaman mereka. Terkadang mereka mengetahui dalilnya, namun salah dalam memahaminya. Dan terkadang mereka tidak mengetahui dalilnya, dan terkadang dalil dalam suatu masalah itu khafiy (samar).
Bukankah para sahabat Nabi pernah tidak mengetahui hadits tentang tha’un? Ketika Umar bin Khathab berangkat menuju Syam, ada yang mengabari beliau bahwa di Syam sedang ada tha’un (wabah penyakit). Lalu beliau berdiri dan bermusyawarah dengan para sahabat. Lalu datang juga kaum Muhajirin dan Anshar yang turut berdiskusi dalam ruangan. Mereka semua ketika itu tidak tahu tenatng hadits tha’un! Namun walhamdulillah, Allah memberi taufiq kepada mereka untuk kembali dan tidak melanjutkan perjalanan. Yaitu melalui Abdurrahman bin Auf radhiallahu’anhu yang meriwayatkan hadits tersebut, yang awalnya ia tidak hadir di rombongan. Namun kemudian ia datang dan menyampaikan hadits tersebut. Semua sahabat ketika itu tidak tahu haditsnya, dan padahal ketika itu jumlah mereka terbatas (sedikit). Maka bagaimana lagi ketika umat sudah tersebar dan ulama juga sudah tersebar? Maka tidak semestinya kita menentang sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dengan perkataan ‘apa dalam masalah ini ada khilaf?‘ atau ‘bukankah sebagian ulama berpendapat begini dan begitu?‘. Jika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda kepada kita:
لا يأكل أحدكم بشماله، ولا يشرب بشماله؛ فإن الشيطان يأكل بشماله ويشرب بشماله
‘janganlah kalian makan dan minum dengan tangan kiri karena setan makan dan minum dengan tangan kiri‘
maka habis perkara. Jika seorang mukmin disuruh memilih, apakah anda lebih suka dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ataukah lebih suka dengan jalannya setan? Apa jawabnya? Tentu akan menjawab, saya lebih suka dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam”
Selain itu, andaikan seseorang menguatkan pendapat makruhnya hal ini, maka yang makruh itu hendaknya dijauhi. Ketika para ulama mengatakan hukumnya makruh, maka mereka menginginkan orang-orang menjauhi hal tersebut, bukan malah melakukannya apalagi menjadikannya kebiasaan. Bukankah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
الحَلاَلُ بَيِّنٌ، وَالحَرَامُ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى المُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ: كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى، يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ
“Yang halal itu jelas, yang haram itu jelas. Diantaranya ada yang syubhat, yang tidak diketahui hukumnya oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa menjauhi yang syubhat, ia telah menjaga kehormatan dan agamanya. Barangsiapa mendekati yang syubhat, sebagaimana pengembala di perbatasan. Hampir-hampir saja ia melewatinya”
(HR. Bukhari 52, Muslim 1599)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي من ابْن آدم مجرى الدم
“Sesungguhnya setan ikut mengalir dalam darah manusia” (HR. Bukhari 7171, Muslim 2174)
Al Khathabi menjelaskan hadits ini:
وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ مِنَ الْعِلْمِ اسْتِحْبَابُ أَنْ يَحْذَرَ الإِنْسَانُ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ مِنَ الْمَكْرُوهِ مِمَّا تَجْرِي بِهِ الظُّنُونُ وَيَخْطُرُ بِالْقُلُوبِ وَأَنْ يَطْلُبَ السَّلامَةَ مِنَ النَّاسِ بِإِظْهَارِ الْبَرَاءَةِ مِنَ الرِّيَبِ
“Dalam hadits ini ada ilmu tentang dianjurkannya setiap manusia untuk menjauhi setiap hal yang makruh dan berbagai hal yang menyebabkan orang lain punya sangkaan dan praduga yang tidak tidak. Dan anjuran untuk mencari tindakan yang selamat dari prasangka yang tidak tidak dari orang lain dengan menampakkan perbuatan yang bebas dari hal hal yang mencurigakan”
(Talbis Iblis, 1/33)
Kesimpulan
Wajib makan dan minum dengan tangan kanan dan haram hukumnya makan dan minum dengan tangan kiri. Dan makan dan minum dengan tangan kiri adalah perbuatan setan. Pendapat yang menyatakan makruh adalah pendapat yang lemah, namun andaikan seseorang mengambil pendapat ini maka tetaplah hendaknya ia menjauhinya bukan malah melakukannya.
Semoga bermanfaat, nas-alullah at taufiq was sadaad.
Sumber: http://muslim.or.id
Sabtu, 20 Juni 2015
Resep Udang tempura crispy mudah dan cepat ala chef byan
Kalo dah bosen dengan menu udang yang itu-itu aja... ga ada salahnya
mencoba menu udang goreng tepung yang crispy atau kalo bahasa sononya
diberi nama Udang Tempura crispy. Mudah, Murah, Meriah
Bahan-bahan/bumbu-bumbu :
Bahan-bahan/bumbu-bumbu :
- 400 gram udang jerubung agak besar, dikupas, disisakan ekor
- 60 gram tepung terigu
- minyak untuk menggoreng
- 300 gram tepung terigu protein sedang
- 50 gram tepung beras
- 1/2 sdt lada halus
- 600 ml air es
- 1 1/2 sendok teh garam
- 1/2 sdt gula pasir
- penyedap masakan (optional)
- 100 gram wortel, diiris halus
- 4 lembar kol, dibuang tulang tengahnya, diiris halus
- 4 sendok makan mayones
- 1 1/2 sendok teh saus tomat
- 1/8 sendok teh air jeruk lemon
- 900 gram nasi putih (kalo gue ga pake gram-gram-an melainkan satu rice cooker)
- 200 gram saus tomat
- Kerat udang dibagian perut. Memarkan udang, hati-hati jangan sampai hancur.
- Lumuri udang dengan tepung terigu. Celup ke dalam bahan pencelup.
- Masukkan dalam minyak yang sudah dipanaskan diatas api sedang sambil diperciki sisa larutan tepung agar berserabut.
- Cara membuat serabut. Percikkan adonan tepung ke minyak panas setelah membeku, kumpulkan ke dekat udang dengan sumpit hingga melekat pada udang.
- Salad: aduk rata mayones, susu kental manis putih, dan air jeruk lemon. Tambahkan wortel dan kol. aduk rata.
- Sajikan udang bersama bahan pelengkapnya.
Resep Sop Kaki kambing mudah dan cepat ala chef byan.
Kayaknya kuliner yang satu ini selalu ada di setiap pojok kota dalam kawasan indonesia.Dan yang bikin saya terkenyut adalah ada banyak "brand" restorant kaki lima yang menjajakan kuliner ini dan selalu saja dipenuhi sama para pelanggan setianya. sebut saja beberapa resto kaki lima yang saya temukan di berbagai kota dan mayoritas menempelkan embel-embel "Roxy" di nama restonya.Mungkin terinspirasi sama Sop Kaki Kambing dan Soto Betawi Dudung Roxy.yang lokasinya di jalan Biak.
What ever....kalo inget sop kaki kambing pasti inget Roxy meskipun yang menikmati kuliner ini tidak pernah mencicipi langsung dari kawasan Roxy melainkan dari resto kaki lima lainnya (H. Udin cabang Roxy atau Tiga Saudara cabang Roxy atau brand lainnya yang juga memiliki embel-embel cabang Roxy)
Tinggal di Saudi Arabia yang mayoritas lauk pauknya menggunakan daging kambing. maka kayaknya kurang lengkap kalo ga nyoba kuliner yang satu ini. Bisa dibilang mumpung dagingnya seger dan harganya pun terjangkau dan terbebas dari daging celeng oplosan.
Bahan - Bahan :
Bumbu Halus :
Bahan Pelengkap :
Cara Membuat Sop Kaki Kambing :
What ever....kalo inget sop kaki kambing pasti inget Roxy meskipun yang menikmati kuliner ini tidak pernah mencicipi langsung dari kawasan Roxy melainkan dari resto kaki lima lainnya (H. Udin cabang Roxy atau Tiga Saudara cabang Roxy atau brand lainnya yang juga memiliki embel-embel cabang Roxy)
Tinggal di Saudi Arabia yang mayoritas lauk pauknya menggunakan daging kambing. maka kayaknya kurang lengkap kalo ga nyoba kuliner yang satu ini. Bisa dibilang mumpung dagingnya seger dan harganya pun terjangkau dan terbebas dari daging celeng oplosan.
Bahan - Bahan :
- 500 gr paha kambing, potong-potong (karena saya ga doyan kambing maka saya ganti sama buntut sapi)
- Lidah sapi yang udah dipotong-potong dadu (ukurannya rada gede)
- 1 lbr daun salam
- 2 cm jahe, memarkan
- 2,5 liter air
- 3 cm kayumanis
- 3 butir cengkeh, sangrai
- 2,5 sdt garam
- 1/2 sdt lada
- 200 ml susu cair (saya pake yang merek Al Marai)
- 1 sdm minyak samin (saya pake yang merek Al Marai/bisa diganti sama mentega kalo ga ada)
- 3 sdm minyak untuk menumis
Bumbu Halus :
- 8 butir bawang merah
- 6 siung bawang putih
- 1/2 sdt Merica
Bahan Pelengkap :
- kecap manis
- 1 buah tomat
- 1 btg seledri, iris
- 1 tangkai seledri, diikat
- 2 btg daun bawang, potong kasar
- 2 bauh jeruk nipis
- 100 gr emping goreng
- sambal cabe rawit
Cara Membuat Sop Kaki Kambing :
- Rebus paha kambing (buntut & lidah Sapi), daun salam, jahe dan air sampai mendidih dan empuk. Angkat dan buang airnya (saya merebusnya pake panci presto jadi cukup 45 menit dah dijamin empuk)
- Panaskan minyak. Tumis bumbu halus, pala bubuk, kayumanis dan cengkeh sampai harum
- Tambahkan paha kambing (buntut & lidah Sapi) yang tadi dah direbus. Aduk rata
- Masukkan air, garam, dan lada. Masak hingga matang dan daging empuk serta bumbu meresap.
- Tuang susu cair dan aduk sampai mendidih dengan api kecil (usahakan susu jangan sampe pecah)
- Tambahkan minyak samin menjelang dituangkan ke mangkok. dan sebaiknya irisan tomat/seledri/daun bawang dah disiapkan ke mangkok sebelum sop dituangkan dan untuk bahan pelengkap lainnya bisa dimasukan sesuai selera (optional)
- Jangan lupa nasi putih hangat dan sate kambing biar lebih afdol. dan sebaiknya ga sering-sering mengkonsumsi makanan ini karena kadar kolesterol yang cukup tinggi
Recommended to try it at home
Jumat, 19 Juni 2015
Resep kue tuk berbuka puasa yang simple...Tili Aya (kue gurih manis asal Gorontalo)
Tiba-tiba memasuki bulan Ramadhan...Rasa rindu kepada kedua orang tua (Semoga Allah selalu merahmati keduanya) dan tak henti-hentinya dibulan yang penuh keberkahan ini terucap doa kepada keduanya.
Kerinduan itu semakin bertambah ketika mengenang masa-masa indah ketika berbuka puasa bersama dengan menu yang telah disiapkan oleh ibu tercinta. salah satu hidangan menu yang selalu hadir di tiap Ramadhan dan sangat saya gemari adalah Kue "Tili Aya". Kudapan dari Gorontalo (kota asala kedua orang tua saya) yang manis dan gurih serta simple pembuatannya seakan menjadi menu wajib di tiap bulan puasa.
Tuk mengobati rasa kerinduan kepada orang tua dan juga masakan beliau maka saya mencoba membuat kudapan dan hasilnya ga jauh beda dengan hasil olahan mendiang mama.
Biar resep ini ga punah dan bisa dinikmati siapa saja maka coba saya share di blog. siapa tau kue ini bisa klop dengan lidah pembaca semua.
BAHAN:
CARA MEMBUAT TILI AYA:
untuk pemanis bila dihidangkan bisa ditarus diatan kue irisan daun pandan (bagus juga tuk penambah aroma) atau di taruh kismis pada saat proses pengkukusan.
Kue bisa tuk: 20 porsi
Kerinduan itu semakin bertambah ketika mengenang masa-masa indah ketika berbuka puasa bersama dengan menu yang telah disiapkan oleh ibu tercinta. salah satu hidangan menu yang selalu hadir di tiap Ramadhan dan sangat saya gemari adalah Kue "Tili Aya". Kudapan dari Gorontalo (kota asala kedua orang tua saya) yang manis dan gurih serta simple pembuatannya seakan menjadi menu wajib di tiap bulan puasa.
Tuk mengobati rasa kerinduan kepada orang tua dan juga masakan beliau maka saya mencoba membuat kudapan dan hasilnya ga jauh beda dengan hasil olahan mendiang mama.
Biar resep ini ga punah dan bisa dinikmati siapa saja maka coba saya share di blog. siapa tau kue ini bisa klop dengan lidah pembaca semua.
BAHAN:
- 6 butir telur ayam
- 2 blok gula merah, (kalo ditimbang sekitar 300 gr)
- 1/2 sdt garam
- 500 ml santan (karena disini susah nyari santen kelapa, maka pake santen kelapa kalengan)
CARA MEMBUAT TILI AYA:
- Kocok telur (kuning dan putih telur), gula merah dan garam hingga seluruh gula larut.(ga merekomendasikan untuk menggunakan elektrik mixer, sebaiknya pake kocokan manual biar hemat listrik)
- Tuangi santan sedikit-sedikit sambil kocok rata.
- Tuang ke dalam cetakan kecil buat bikin ager-ager/puding.
- Kukus selama 30 menit atau hingga matang. Angkat dan dinginkan.
untuk pemanis bila dihidangkan bisa ditarus diatan kue irisan daun pandan (bagus juga tuk penambah aroma) atau di taruh kismis pada saat proses pengkukusan.
Kue bisa tuk: 20 porsi
Senin, 15 Juni 2015
Penipu yang tertipu (PJTKI Abal-Abal......)
Saya pengen share sedikit kisah lucu orang yang mencoba menipu melalui jejaring sosial "linkedin". Sudah dari awal saya mulai curiga dengan iklan yang mereka tayangkan di jejaring sosial tersebut. Ada beberapa hal yang membuat saya curiga:
Diselimuti rasa penasaran tingkat tinggi maka saya coba untuk mengtahui modus operasi mereka untuk menjerat calon korbannya. berikut kronologinya.
I’m very interested in the Console operator position being advertised Linkedin website and fully believe that my training and employment background would be perfect for this position.
Here is a brief summary of the contributions I can make to your company due to my years of experience in this field, I have:
• 14 years of experiences work in polymer plant at Indonesia as shift supervisor
• 6 years of experience operating chemical processing equipment accurately and safely in KSA
• Familiar with DCS Yokogawa (Centum XL, Centum CS 3000R and Centum V)
• Familiar with Commissioning and startup activity (Successfully and safely CSU for Polyethylene terephthalate plant. Polycarbonate plant and Fatty Acid/alcohol plant)
My personality as a hard worker and fast learner type of person would bring benefit to your company. I will be very appreciated if you could give in opportunity to work in your company.
Herewith I enclose my curriculum vitae, which will give details of my qualification. I hope my qualifications and experience merit your consideration and look forward to your reply.
Sincerely"
Dan yang buat saya ngakak adalah mereka membalas surat lamaran saya dengan tidak menuliskan sepatah kata pun (mungkin puyeng ngebalesnya kalo pake bahasa londo huehehehehee), melainkan hanya mengirimkan attachment alias lampiran yang isinya....
Yang bikin gue ngakak...tulisannya nama "Cahyono" dan "Mansur Hutabarat. ST" ga di hapus "text background color"nya. hueheheheeeee
Dan Alhamdulillah setelah kejadian ini...pihak perushaan resmi mengeluarkan klarifikasi perihal tersebut yang isinya:
"
As
some of you might be aware that there is information regarding DSLNG’s
job advertisement, which is no longer valid, posted by unauthorized and
irresponsible individuals using an email at recruitment.donggisenoro@consultant.com.
Therefore, we kindly request your cooperation to disseminate below
information to all colleagues, communities and public in order to
prevent any recruitment fraud in the future
Hati-hati guys dengan segala modus penipuan....
ini tips dari mas bejo bila anda mendapat penipuan semacam ini:
- Kejanggalan pertama: Mereka menyuruh calon pelamar untuk mengirimkan email ke alamat yang domainnya bukan domain perusahaan. melainkan domain gratisan @consultan.com.
- Kejanggalan kedua adalah: Setelah di check ke Official Web site perusahaan tersebut dan saya tidak menemukan lowongan kerja yang mereka tawarkan alias ga ada lowogan kerja.
- Kejanggalan ketiga: sebagai salah satu follower dari perusahaan yang mereka iklankan, say tidak mendapat berita tentang lowongan kerja terseut. tapi tiba-tiba ada pihak lain yang menayangkan iklan lowongan kerja di perusahaan tersebut.
Diselimuti rasa penasaran tingkat tinggi maka saya coba untuk mengtahui modus operasi mereka untuk menjerat calon korbannya. berikut kronologinya.
- Saya mencoba mengaply iklan layanan tersebut dengan menggunakan bahasa inggris yang isinya sebagai berikut:
I’m very interested in the Console operator position being advertised Linkedin website and fully believe that my training and employment background would be perfect for this position.
Here is a brief summary of the contributions I can make to your company due to my years of experience in this field, I have:
• 14 years of experiences work in polymer plant at Indonesia as shift supervisor
• 6 years of experience operating chemical processing equipment accurately and safely in KSA
• Familiar with DCS Yokogawa (Centum XL, Centum CS 3000R and Centum V)
• Familiar with Commissioning and startup activity (Successfully and safely CSU for Polyethylene terephthalate plant. Polycarbonate plant and Fatty Acid/alcohol plant)
My personality as a hard worker and fast learner type of person would bring benefit to your company. I will be very appreciated if you could give in opportunity to work in your company.
Herewith I enclose my curriculum vitae, which will give details of my qualification. I hope my qualifications and experience merit your consideration and look forward to your reply.
Sincerely"
Dan yang buat saya ngakak adalah mereka membalas surat lamaran saya dengan tidak menuliskan sepatah kata pun (mungkin puyeng ngebalesnya kalo pake bahasa londo huehehehehee), melainkan hanya mengirimkan attachment alias lampiran yang isinya....
Yang bikin gue ngakak...tulisannya nama "Cahyono" dan "Mansur Hutabarat. ST" ga di hapus "text background color"nya. hueheheheeeee
Dan Alhamdulillah setelah kejadian ini...pihak perushaan resmi mengeluarkan klarifikasi perihal tersebut yang isinya:
"
Hati-hati guys dengan segala modus penipuan....
ini tips dari mas bejo bila anda mendapat penipuan semacam ini:
- Bila anda menerima iklan lowongan pekerjaan dari Oknum Agen yang tak bertanggung jawab, pastikan ke website perusahaan yang di iklankan melalui official website atau contact number bahwa iklan tersebut bener adanya
- Pilih agen yang resmi dan memiliki reputasi baik sebagai agen PJTKI.
- Jangan pernah mentransfer uang ke Agen yang belum pasti bisa memberangkatkan anda ke perusahaan yang bersangkutan.
- Selalu berdoa dalam setiap aktivitas.
Senin, 01 Juni 2015
Surat kecil untuk Tuhan
Akhir-akhir ini kita selalu dihadapkan dengan aneka surat terbuka yang ditujukan kepada seseorang melalui tulisan terbuka di jejaring media sosial. dan tidak sedikit dari kita yang senang menyebarkannya baik dengan cara "ng-like" atau "nge-share" bahkan "nge-tweet" dn banyak lagi cara untuk mencoba menyampaikannya via dunia maya. Dan ga sedikit pula ada pihak-pihak yang mendapatkan sentilan tersebut mnanggapinya dengan berbagai cara.Ada yang cuek bebek...ada yang mencak-mencak ta[i ada juga yang menanggapinya dengan sikap yang positive, dan ini salah satu contoh sikap seseorang dalam menanggapi surat terbuka yang di ajukan seorang anak kecil di jejaring sosial...
Bejo kecil sangat memerlukan uang Rp 1 juta dan berdoa selama dua minggu tapi tidak ada yang terjadi. Lalu ia memutuskan untuk menulis surat kepada Tuhan dan meminta Rp 1 juta melalui jejaring media miliknya yang sejak lama dibuatkan oleh seorang teman. Dan tidak disangka-sangka ternyata surat terbuka itu dibaca oleh walikota tempat bejo keci; tinggal.
Walikota sangat terkesan, tersentuh, dan merasa geli sehingga ia menginstruksikan Sekretaris Daerah untuk mengirimkan Budi bantuan sosial sebanyak Rp. 100 ribu. Walikota berpikir bahwa ini akan menjadi uang yang cukup banyak untuk seorang anak kecil.
Budi sangat senang dengan uang Rp. 100 ribu itu dan mulai duduk untuk menulis surat balasan yang berisi terima kasih kepada Tuhan, yang berbunyi:
Ya Tuhan,
Terima kasih banyak untuk mengirim uang, namun, saya melihat bahwa untuk beberapa alasan Engkau harus mengirimnya melalui Pemda, dan, seperti biasa, orang-orang itu memotong Rp. 900 ribu.
Terima kasih,
Bejo
foot note: kebaikan seseorang terkadang tersisihkan karena image yang terbentuk di masyarakat (selalu berbaik sangka yaaa)
Bejo kecil sangat memerlukan uang Rp 1 juta dan berdoa selama dua minggu tapi tidak ada yang terjadi. Lalu ia memutuskan untuk menulis surat kepada Tuhan dan meminta Rp 1 juta melalui jejaring media miliknya yang sejak lama dibuatkan oleh seorang teman. Dan tidak disangka-sangka ternyata surat terbuka itu dibaca oleh walikota tempat bejo keci; tinggal.
Walikota sangat terkesan, tersentuh, dan merasa geli sehingga ia menginstruksikan Sekretaris Daerah untuk mengirimkan Budi bantuan sosial sebanyak Rp. 100 ribu. Walikota berpikir bahwa ini akan menjadi uang yang cukup banyak untuk seorang anak kecil.
Budi sangat senang dengan uang Rp. 100 ribu itu dan mulai duduk untuk menulis surat balasan yang berisi terima kasih kepada Tuhan, yang berbunyi:
Ya Tuhan,
Terima kasih banyak untuk mengirim uang, namun, saya melihat bahwa untuk beberapa alasan Engkau harus mengirimnya melalui Pemda, dan, seperti biasa, orang-orang itu memotong Rp. 900 ribu.
Terima kasih,
Bejo
foot note: kebaikan seseorang terkadang tersisihkan karena image yang terbentuk di masyarakat (selalu berbaik sangka yaaa)
Langganan:
Postingan (Atom)