Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam telah menasihati kami dengan nasihat yang menyentuh, sehingga bercucuran air mata dan bergetar hati-hati.
Lalu kami berkata:
“Wahai Rasûlullâh! Berilah kami wasiat, seakan-akan ini adalah nasihat perpisahan”.
Beliau bersabda,
”Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allâh;
dan mendengar serta taat, walaupun kepada budak habasyi.
Karena, barangsiapa yang hidup dari kalian setelahku,
maka akan melihat perselisihan yang banyak.
Maka wajib bagi kalian berpegang teguh kepada Sunnahku
dan Sunnah para khulafaurrasyidin al mahdiyyin (yang memberi petunjuk) setelahku,
dan gigitlah dengan gigi geraham kalian.
Hati-hatilah terhadap perkara baru, karena perkara baru itu bid’ah,
dan semua yang bid’ah adalah sesat, dan seluruh kesesatan ada di neraka.
(HR Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Dalam hadits ini, Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menyampaikan nasihat yang sangat menyentuh, seperti layaknya wasiat terakhir yang disampaikan orang yang hendak pergi berpisah.
Pernyataan sahabat al ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallâhu'anhu mengenai nasihat beliau ini sebagai pesan perpisahan. Seakan-akan sahabat ini menilai, bahwa melalui pesan tersebut, Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam telah menjelaskan semua faktor kebaikan kepada kita semua dan meletakkannya di depan mata kita, agar kita bisa memandang dan berjalan mengikutinya.
Pernyataan sahabat al ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallâhu'anhu mengenai nasihat beliau ini sebagai pesan perpisahan. Seakan-akan sahabat ini menilai, bahwa melalui pesan tersebut, Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam telah menjelaskan semua faktor kebaikan kepada kita semua dan meletakkannya di depan mata kita, agar kita bisa memandang dan berjalan mengikutinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda di sini