NASEHAT KETUJUH
Wahai saudaraku!
Akibat dari lemahnya iman dan kurangnya pengetahuan agama membuat banyaknya ber-keliaran di kalangan umat Islam orang-orang yang hendak mengeruhkan kehidupan serta merusak agama dan dunia mereka. Untuk itu mereka melakukan berbagai tindakan yang keji, suatu hal yang dimusuhi dan diperangi oleh umat Islam pada masa jayanya. Di antara tindakan-tindakan keji dan tidak terpuji tersebut adalah sihir.
Dan sihir, wahai saudaraku –semoga Allah menjagamu dari segala marabahaya- termasuk dosa besar, di mana Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam menggandengkannya dengan syirik. Beliau bersabda:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ: الشِّرْكَ بِاللهِ، وَالسِّحْرَ ...
"Jauhilah tujuh hal yang membinasakan; syirik kepada Allah, sihir ..."
Bahkan Nabi Shallallahu `alaihi wasallam berlepas diri dari seluruh tukang sihir, dan Beliau mengabarkan bahwa tukang sihir tidak termasuk golongan umat ini. Dari Imran bin Hushain radhi-yallahu `anhu, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تُطُيِّرَ لَهُ، أَوْ تَكَهَّنَ أَوْ تُكُهِّنَ لَهُ، أَوْ سَحَرَ أَوْ سُحِرَ لَهُ
"Tidak termasuk golongan kami, orang yang meramalkan nasib dengan (arah terbangnya) burung atau orang yang diramalkan untuknya, tidak pula orang yang melakukan praktek perdukunan, atau orang yang didukuni, tidak pula orang yang memperbuat sihir atau orang yang dibuatkan untuknya"( ).
Dan mempercayai tukang sihir menyebabkan kekufuran –semoga Allah melindungi kita darinya-. Ibnu Mas`ud berkata: "Siapa yang mendatangi peramal, penyihir atau dukun, kemudian mem-benarkan apa yang (mereka) katakan, maka dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi wasallam"
Dan hukuman yang layak bagi penyihir –wahai saudaraku yang mulia- adalah ditebas (lehernya) dengan pedang, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Bajaalah bin `Abadah, ia berkata: "Umar bin Khaththab radhiyallahu `anhu mene-tapkan (hukuman) bunuh bagi penyihir laki-laki dan perempuan". Kemudian ia (Bajaalah) berkata: "Maka kami (menghukum) bunuh tiga orang penyihir"
Dan dari Jundub bin Abdullah radhiyallahu `anhu, ia berkata: "Hukuman bagi tukang sihir adalah dipancung dengan pedang"
Ketahuilah -wahai saudaraku yang mulia- bahwa memohon kesembuhan dari Allah tidak boleh dengan cara yang mengandung maksiat kepada-Nya, seperti pergi ke tukang sihir, dukun atau peramal. Karena yang dapat memberi kesembuhan hanya Allah semata dan Allah tidak menjadikan kesembuhan seseorang dengan cara yang diharamkan oleh-Nya, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Dan adapun cara mengobati/ menyembuhkan sihir -semoga Allah melindungi kita darinya- dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Membakar semua yang menyebabkan munculnya sihir dan menanamnya serta memusnah-kannya; jika yang terkena sihir mendapatkan barang tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
2. Dan obat yang paling manjur -wahai saudaraku yang mulia- adalah dengan menggunakan ruqyah (bacaan) ayat-ayat Al-Qur'an, di antaranya: Surat Al Fatihah, Ayat Kursi, Surat Al Falaq, Surat An Naas dan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam seperti yang diucapkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ketika meruqyah Hasan dan Husein radhiyallahu anhuma:
أُعِيْذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
"Saya memperlindungkan kalian berdua kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap syetan dan segala racun yang mematikan serta pandangan mata yang menyebabkan penyakit"
Dan sabda Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam:
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ، وَاللهُ يَشْفِيْكَ مِنْ كُلِّ دَاءٍ يُؤْذِيْكَ
"Dengan nama Allah saya menjampimu, dan Allah-lah yang menyembuhkanmu dari segala penyakit yang menyakitimu"
Dan Beliau juga pernah membaca:
أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
"Saya memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Pemilik Arsy Yang Mulia, agar Ia me-nyembuhkanmu"
Dan Beliau juga pernah membaca:
أَذْهِبِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
"Hilangkanlah penyakit ini wahai Tuhan sekalian manusia, sembuhkanlah, karena hanya Engkaulah Yang Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit"
3. Dan sebab paling besar yang dapat melindungi dari segala gangguan dengan izin Allah adalah membaca dzikir pagi dan petang secara rutin, (yaitu dzikir-dzikir) yang bersumber dari ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits yang shahih.
4. Dan termasuk cara yang terbaik untuk ber-lindung dari sihir dan yang sejenisnya adalah dengan selalu konsisten dalam mengerjakan ketaatan dan ibadah kepada Allah, karena banyak sekali orang yang mengabaikan dan lalai dari beribadah kepada Allah, dan sebaliknya melanggar larangan-larangan-Nya.
Namun ketika ia ditimpa suatu musibah/ penyakit, barulah ia mengingat Tuhan-Nya. Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam - ketika berwasiat kepada Ibnu Abbas radhiyallahu `anhuma- telah bersabda: "Hendaklah engkau mengenal Allah pada waktu lapang (dengan beribadah kepadanya), maka Allah akan mengenalimu dengan membalas ketaatanmu di waktu sempit/ susah".
Maka barangsiapa yang mendekatkan diri kepada Allah pada waktu sehat, niscaya Allah akan dekat kepadanya pada waktu ia lemah dan sakit.
NASEHAT KEDELAPAN
Wahai saudaraku -semoga Allah menjagamu-, apakah anda mengetahui bahwa akhlak yang mulia adalah merupakan amalan yang paling mulia dan paling dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wasallam?
Di dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu `anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْخُلُقَ الْحَسَنَ وَيُبْغِضُ الْخُلُقَ الدَّنِيْءَ
"Sesungguhnya Allah mencintai akhlak yang mulia dan membenci prilaku yang rendah (hina)"
Saudaraku yang mulia!
Sesungguhnya kita saat ini melewati suatu zaman yang mengalami kemunduran akhlak (dekadensi moral), sehingga sebagian besar orang-orang yang (dianggap) baikpun kehilangan akhlak yang disyari`atkan Islam. Bahkan sebagian orang beranggapan bahwa hal (akhlak) ini tidaklah termasuk dalam perkara (syari`at) yang wajib dilaksanakan.
Sesungguhnya akhlak dalam Islam menem-pati posisi dan kedudukan yang sangat tinggi. Bukankah anda –wahai saudaraku- telah mengetahui bahwa Nabi kita Shallallahu `alaihi wasallam pernah bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ
"Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia"
Di dalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam seolah-olah membatasi misi pengutusan Beliau hanya untuk menyempurna-kan akhlak-akhlak yang mulia, (karena) akhlak yang mulia itu akan mewujudkan perkara-perkara yang luhur, di antaranya:
1. Kebajikan (al birr) hanya akan terwujud dengan akhlak yang mulia. Diriwayatkan dari An Nawwas bin Sam`an radhiyallahu `anhu, ia berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam tentang al birr (kebajikan) dan dosa, maka Beliau menjawab:
الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِيْ صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
"Kebajikan adalah baiknya akhlak, dan dosa adalah sesuatu yang tercetus dalam dadamu sementara kamu tidak senang orang lain melihat/ mengetahuinya"
2. Akhlak yang mulia termasuk amalan yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam syurga, sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu `anhu, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam pernah ditanya tentang amalan yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam syurga, maka Beliau menjawab: "Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia". Kemudian Beliau ditanya tentang hal (dosa) yang menyebabkan banyak orang masuk ke dalam neraka, maka Beliau menjawab: "Mulut dan kemaluan"
3. Akhlak yang baik merupakan amalan yang paling berat timbangan (pahala)nya di hari kiamat kelak. Diriwayatkan dari Abu Darda' radhiyallahu `anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ، وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ
"Tiada amalan yang lebih memberatkan tim-bangan (amalan) seorang mu'min pada hari kiamat daripada akhlak(nya) yang mulia, dan sesung-guhnya Allah membenci orang yang bersifat keji dan bermulut kotor"( ).
4. Barangsiapa yang berakhlak baik, maka Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam telah menjamin baginya sebuah rumah (istana) yang paling tinggi di syurga. Dari Abu Umamah radhiyallahu `anhu, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
أَنَا زَعِيْمٌ بِبَيْتٍ فِيْ رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِيْ وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحاًَ، وَبِبَيْتٍ فِيْ أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ
"Saya menjamin sebuah rumah (istana) di surga tingkat terbawah bagi orang yang meninggalkan pertengkaran, walaupun ia dalam keadaan benar, dan (saya menjamin) sebuah rumah (istana) di bagian tengah surga bagi orang yang meninggal-kan berdusta, walaupun dia hanya bergurau, dan (saya menjamin) sebuah rumah (istana) di surga yang tertinggi bagi orang yang baik akhlaknya"
5. Seseorang yang berakhlak mulia mencapai derajat (pahala) orang yang (selalu) berpuasa dan shalat (sunat). Dari `Aisyah radhiyallahu `anha, ia berkata: "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
"Sesungguhnya seorang mu'min dengan akhlak-nya yang baik dapat mencapai derajat orang yang (selalu) berpuasa dan shalat (sunnah)"
6. Orang yang paling dekat majlisnya dari Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam pada hari kiamat adalah mereka yang berakhlak utama dan mulia. Dari Jabir radhiyallahu `anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّيْ مَجْلِساً يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقاً، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّيْ مَجْلِساً يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُوْنَ وَالْمُتَشَدِّقُوْنَ
"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kamu dan yang paling dekat majlisnya dariku pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan sesungguhnya orang yang paling (aku) benci di antara kamu dan yang paling jauh majlisnya dariku pada hari kiamat adalah orang-orang yang banyak omongannya dan berlagak sombong dalam berbicara"
7. Akhlak yang baik merupakan sifat orang-orang terbaik dan terutama serta termulia dalam umat ini. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin `Amru bin `Ash radhiyallahu `anhuma, bahwasanya Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَخْيَرِكُمْ أَحْسَنَكُمْ خُلُقاً
"Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik akhlaknya"
Saudaraku yang mulia!
Apakah anda membayangkan ada orang muslim yang membenci akhlak yang baik setelah dia mengetahui kedudukan dan keutamaan akhlak yang baik itu? Tentu saja tidak!
Bagaimana mungkin seorang muslim membenci akhlak yang baik sedang dia mencita-citakan kedudukan yang tinggi, mengharapkan dapat ber-dekatan majlisnya dengan Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam serta menginginkan memiliki akhlak dari Nabi Shallallahu `alaihi wasallam. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas radhiyallahu `anhu:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا
"Adalah Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam orang yang paling baik akhlaknya"
Dan dalam hadits yang lain dari Abdullah bin `Amru bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
لَمْ يَكُنْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشاًَ وَلاَ مُتَفَحِّشاً
"Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam tidak pernah bersifat keji dan tidak pula melakukan perbuatan keji"
Saudaraku yang mulia!
Sesungguhnya akhlak yang baik itu beserta apa yang telah anda ketahui tentang keutamaan dan kedudukannya sangat bergantung pada diri anda, dan balasan yang akan diberikan adalah sesuai dengan jenis amal yang dilakukan.
Barangsiapa yang berakhlak pengasih dan penyayang, maka dia akan mendapatkan rahmat dari Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dalam hadits yang shahih bahwasanya Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
ارْحَمُوْا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
"Sayangilah apa-apa (makhluk) yang ada di bumi, niscaya kamu akan disayangi oleh Dzat Yang di langit"( ).
Dan diriwayatkan juga oleh Ath Thabarany dengan sanad hasan (di bawah shahih):
وَإِنَّمَا يَرْحَمُ اللهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ
"Sesungguhnya yang dikasihi Allah di antara hamba-hamba-Nya orang-orang yang bersifat penyayang (pula)"
Dan dari Abdullah bin `Amru radhiyallahu `anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، ارْحَمُوْا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
"Orang-orang yang penyayang disayangi oleh Dzat Yang Maha Pengasih, Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi. (Karena itu) sayangilah apa-apa (makhluk) yang ada di bumi, niscaya kamu akan disayangi oleh Dzat Yang di langit"
Dan sebaliknya barangsiapa yang tidak menya-yangi, dia tidak akan disayangi. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu `anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ لاَ يَرْحَمُهُ اللهُ .
"Barangsiapa yang tidak menyayangi manusia, dia tidak akan disayangi oleh Allah"
Karenanya, jika anda merindukan rahmat dari Allah, maka sayangilah dirimu sendiri dan orang lain serta janganlah hanya mementingkan diri sendiri. Oleh sebab itu, kasihilah orang yang bodoh dengan ilmumu, orang yang miskin dengan hartamu, orang yang hina (kalangan bawah) dengan kedu-dukanmu/ martabatmu, orang tua dan anak kecil dengan kasih sayang dan kelembutanmu, orang yang berbuat maksiat dengan do`amu (semoga ia bertaubat) dan hewan-hewan dengan kelembutan-mu, karena sesungguhnya orang yang paling dekat dengan rahmat Allah adalah orang yang paling menyayangi makhluk-Nya".
Dan perhatikanlah akhlak dalam memberikan nasihat kepada kaum muslimin dan menolong mereka. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
مَنْ كَانَ فِيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ، كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ
"Barangsiapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan (membantu) kebutuhannya"( ).
Benar! Sungguh balasan yang sangat sesuai! Dan jika anda membantu saudara anda sesama muslim dalam menyelesaikan hajat dan kebutuhan-nya, maka Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa akan membantu anda menyelesaikan hajat dan kebutuhan anda, dan balasan tersebut sesuai dengan jenis amalan (yang anda lakukan).
Kemudian Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
مَنْ سَتَرَ مُسْلِماً فِي الدُّنْيَا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Barangsiapa yang menutupi aib saudaranya sesama muslim di dunia, maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak"
Dan di dalam "Shahih Muslim":
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِيْ عَوْنِ أَخِيْهِ
"Barangsiapa yang membantu meringankan kesulitan yang dihadapi seorang muslim di dunia, niscaya Allah akan melepaskan dia dari kesulitan yang dihadapinya pada hari kiamat. Dan barang-siapa yang memudahkan (menangguhkan) seorang muslim dalam kesusahan (ekonomi)nya, niscaya Allah akan memudahkannya dalam urusan dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba, selama hamba itu senantiasa membantu saudaranya"
Saudaraku yang mulia!
Kalau kita perhatikan tabiat dan tingkah laku sebahagian jamaah haji, sungguh akan membuat kita sangat prihatin, karena kita akan mendapatkan di mana akhlak-akhlak yang mulia itu telah berganti dengan kebiasaan-kebiasaan yang tercela, seperti jujur diganti dengan dusta, kasih sayang sesama muslim diganti dengan kekerasan, menepati janji diganti dengan khianat, menahan amarah dan saling memaafkan diganti dengan gampang marah dan saling benci, anjuran untuk senantiasa berbuat baik diganti dengan kebiasaan membuat keonaran di antara sesama muslim, sifat dermawan diganti dengan sifat kikir dan kebiasaan mendahulukan orang lain, baik dalam persoalan tempat, makanan ataupun minuman, diganti dengan sifat tamak dan mementingkan diri sendiri. Di sana akan kita temukan juga sifat tawadhu` dan rendah hati diganti dengan sifat sombong serta kejujuran dan keadilan diganti dengan kezhaliman.
Semestinya mereka bertanya pada diri mereka sendiri; apakah mereka itu kaum muslimin yang sebenarnya? Kalau begitu, di manakah sikaf `iffah (menahan diri dari hal-hal yang tidak baik)? Di manakah sifat amanah? Di manakah rasa kasih sayang terhadap yang lemah? Di manakah rasa iba terhadap orang-orang miskin? Di manakah rasa cinta kasih terhadap sesama muslim?
Saudaraku yang tercinta!
Anda tentu akan melihat langsung orang-orang yang bertingkah laku buruk tersebut tatkala anda menunaikan ibadah haji. Anda akan melihat dan mendapati orang yang mendesak-desak anda ketika berada di tanah haram. Anda juga akan mendapati orang yang mengganggu dan menyakiti anda ketika thawaf dan sa`i. Dan lebih dari itu, anda akan mencium aroma yang tidak enak, seperti bau rokok. Sungguh mereka tidak menghormati dan menghargai ibadah anda. Bahkan mungkin juga anda akan mendengarkan langsung orang-orang yang berbicara kepada anda dengan menggunakan kata-kata yang tidak pantas keluar dari mulut orang yang sedang menunaikan ibadah. Dan anda juga akan mendapatkan orang-orang yang tidak menghormati tempat-tempat suci, baik secara lahiriah, seperti membuang sampah sembarangan, maupun secara bathiniyah, seperti melakukan perbuatan maksiat serta amalan-amalan bid`ah dan kerusakan.
Nah, bagaimana sikap kita menghadapi tingkah laku (tidak terpuji) tersebut? Apakah hal tersebut harus kita balas dengan sikap yang serupa? Jika kita melakukan demikian, maka tidak ada bedanya kita dengan mereka, bahkan kita bisa termasuk orang-orang yang membantu menyebarkan perbuatan jelek dan hina di tempat yang suci dan di waktu yang mulia.
Sesungguhnya kewajiban kita semua dalam menyikapi orang-orang yang bertingkah laku buruk tersebut adalah mengikuti apa yang diperintahkan Allah, yaitu saling memaafkan dan menyikapi tingkah laku jelek tersebut dengan akhlak yang mulia, sebagaimana dalam firman Allah Ta`ala:
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
.
"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah me-nyukai orang-orang yang berbuat kebajikan". (QS. Ali Imran: 134)
Dalam firmanNya yang lain Allah juga menyebutkan beberapa sifat mulia orang-orang yang beriman, yaitu:
وَيَدْرَؤُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُوْلَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ
"... serta menolak kejahatan dengan kebaikan, orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)". (QS. Ar Ra`d: 22)
Dalam firmanNya juga:
وَلاَ تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلاَ السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
.
"Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia". (QS. Fushshilat: 34)
Dan di dalam "Shahih Muslim" sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu `anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ
"Harta tidak akan berkurang karena disedekah-kan, dan Allah tidak menambah seorang hamba yang senantiasa memaafkan kecuali kemuliaan, dan tidaklah seorang hamba itu tawadhu` (merendahkan diri) karena Allah, kecuali Allah akan mengangkat (derajat)nya"
Saudaraku yang mulia!
Bukankah Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam figur teladan bagi kita semua? Bukankah Beliau adalah hamba Allah Subhanahu wa Ta`ala yang paling mulia? Namun walaupun sedemikian mulianya Beliau di sisi Allah, tapi tidak pernah menuntut balas terhadap hak-hak pribadi Beliau yang dilanggar orang lain. Aisyah radhiyallahu `anha berkata:
وَمَا انْتَقَمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَفْسِهِ فِيْ شَيْءٍ قَطُّ، إِلاَّ أَنْ تُنْتَهَكَ حُرْمَةُ اللهِ، فَيَنْتَقِمُ بِهَا لِلَّهِ
"Rasulullah tidak pernah menuntuk balas terhadap hak-hak (pribadi) Beliau (yang dilanggar), kecuali tatkala hak Allah yang dilanggar, maka (ketika itu) Beliau menuntutnya karena Allah"
Dan di dalam "Shahih Muslim" diriwayatkan, Aisyah radhiyallahu `anha berkata:
مَا نِيْلَ مِنْهُ شَيْءٌ قَطُّ، فَيَنْتَقِمُ مِنْ صَاحِبِهِ
"Tidak pernah sekalipun Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam diambil haknya (dizhalimi) lalu kemudian Beliau membalasnya"
Dan diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhi-yallahu `anhu, ia berkata:
كُنْتُ أَمْشِي مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِ رِدَاءٌ نَجْرَانِيٌّ غَلِيْظُ الْحَاشِيَةِ، فَأَدْرَكَهُ أَعْرَابِيٌّ، فَجَبَذَهُ بِرِدَائِهِ جَبْذَةً شَدِيْدَةً، نَظَرْتُ إِلَى صَفْحَةِ عُنُقِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ أَثَّرَتْ بِهَا حَاشِيَةُ الرِّدَاءِ مِنْ شِدَّةِ جَبْذَتِهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ، مُرْ لِيْ مِنْ مَالِ اللهِ الَّذِيْ عِنْدَكَ، فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَضَحِكَ، ثُمَّ أَمَرَ لَهُ بِعَطَاءٍ
"Suatu ketika saya berjalan bersama Rasulullahu Shallallahu `alaihi wasallam, pada saat itu Beliau memakai burdah (jubah) buatan Najran yang kasar ujungnya, tiba-tiba di belakang Beliau menyusul seorang Arab Badui, maka ia menarik burdah tersebut dengan keras sehingga berbekas pada punggung Beliau, kemudian ia (orang Badui itu) berkata: "Wahai Muhammad, perintahkanlah seseorang mengambilkan bagiku harta yang Allah titipkan kepadamu!" Kemudian Beliau menoleh kepada orang tersebut sambil tertawa, lalu memerintahkan orang untuk meng-ambilkan apa yang dimintanya"( ).
Lalu mengapa –wahai saudaraku yang mulia- kita terlalu cepat marah dan mencemooh sambil mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas kepada sesama muslim, hanya karena masalah-masalah yang sepele saja, seakan-akan kita dalam keadaan peperangan melawan musuh!? Bukankah Allah telah berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ
.
"Sesungguhnya orang-orang mu'min itu ber-saudara". (QS. Al Hujurat: 10).
Dan bukankah Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam sering berkata:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ؛ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
"Perumpamaan kaum mu'minin dalam hal saling mencintai, saling berkasih sayang dan saling belas kasih adalah seperti satu tubuh; jika ada salah satu anggotanya yang mengeluh karena sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain juga ikut merasakan sakit itu sehingga dengan tidak bisa tidur dan demam"
Apabila kita tidak bisa menghiasi diri kita dengan akhlak yang mulia di tempat yang suci ini dan di waktu yang penuh berkah ini (musim haji), kapan lagi kita bisa berusaha untuk senantiasa menghiasi tingkah laku, amal dan perbuatan kita dengan akhlak yang mulia? Oleh sebab itu, sepatutnyalah kita mengoreksi diri kita untuk berusaha meluruskan dan memperbaiki amalan-amalan kita, dengan harapan semoga Allah senantiasa membimbing kita ke jalan yang diridhaiNya, sesuai dengan firmanNya:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
.
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang ber-buat baik". (QS. Al `Ankabuut: 69)
Semoga Allah Subhanahu wa Ta`ala menunjuki anda ke jalanNya yang lurus dan diridhaiNya, menurunkan berkahNya kepada anda di manapun anda berada dan mengantarkan anda kembali ke tanah air anda dengan selamat, sehingga anda dapat kembali berjumpa dengan keluarga dan sanak famili anda. Amin.
NASEHAT KESEMBILAN
Apakah anda mengetahui, wahai saudaraku yang mulia –semoga Allah melindungimu dari kebobrokan dan kerusakan- bahwa sesungguh-nya jembatan kebobrokan dan pintu kerusakan yang membuat lalai dan terlenanya suatu bangsa serta menyibukkannya adalah lagu dan alat musik.
Penyakit ini telah membelenggu masyarakat dan umat, meruntuhkan peradaban dan kemena-ngannya, membangkitkan nafsu syahwatnya dan membuat jiwanya tergantung kepadanya melebihi ketergantungannya kepada makan dan minum. Bahkan hal tersebut menjadi tolok ukur bagi suatu kaum untuk mencintai dan membenci.
Sejarah telah membuktikan bahwasanya tidak ada suatu umat yang terlena oleh nyanyian dan musik, kecuali ditimpa kehinaan, kelemahan dan kebobrokan akhlak, seperti yang kita ketahui dari (sejarah) bangsa Romawi dan Persia. Begitu pula (fenomena) yang kita saksikan pada hari ini dalam masyarakat barat yang didera oleh berbagai macam penyakit berbahaya dan kronis. Karena sesungguhnya mendengarkan musik dan lagu akan menimbulkan kemalasan dalam diri seseorang dan membangkitkan syahwatnya. Lalu, mereka akan merasa berat memikul beban kehidupan, terbuai oleh hawa nafsu duniawi dan kenikmatannya sehingga menjadi sesuatu yang agung dalam diri mereka dan membuat mereka melupakan akhirat dan beramal untuk menghadapinya. Dan kebanyakan manusia, nyanyian dan musik hampir-hampir tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya, baik di rumah, di kendaraan, di kantor maupun di tempat bisnisnya. Padahal, banyak sekali dalil-dalil syar`i yang mengharamkannya serta menjelaskan bahwa hal tersebut bertentangan dengan ruh Islam yang suci dan mulia.
Oleh karena itu, kepada orang-orang yang tegar melaksanakan hukum-hukum Allah, kepada orang-orang yang memproklamirkan loyalitas (cinta dan kesetiaan) yang penuh kepada Allah dan Rasul-Nya, kepada orang-orang yang tunduk sepenuhnya kepada kepemimpinan Allah dan Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang me-merangi (kerusakan) hawa nafsu, (buruknya) adat istiadat dan tradisi yang bertentangan dengan petunjuk Islam, serta kepada seluruh kaum mu'minin:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan merekalah, mereka bertawakkal". (QS. Al Anfal: 2)
Kepada merekalah kami paparkan hukum Allah dan Rasul-Nya berkenaan dengan kemungkaran yang oleh kebanyakan orang (kaum muslimin) telah dianggap sebagai suatu kebaikan.
Allah berfiman:
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ
.
"Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya (jalan Allah itu) sebagai olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan". (QS. Luqman: 6)
Para sahabat menafsirkan "perkataan yang tidak berguna" dengan nyanyian, sebagaimana yang diriwayatkan secara shahih dari Ibnu Mas`ud radhiyallahu `anhu oleh Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Jarir, Al Hakim dan lain-lain, bahwa Abu Ash Shahba' Al Bakri mendengarkan Abdullah bin Mas`ud radhiyallahu `anhu ketika ditanya tentang ayat ini, menjawanb: "Demi Allah Yang tiada tuhan yang berhak disembah selain Dia, bahwa (yang dimaksud dalam ayat tersebut) adalah nyanyian", beliau mengulanginya sebanyak tiga kali( ).
Dan diriwayatkan secara shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu `anhuma, bahwasanya beliau berkata: "(Yang dimaksud dalam ayat tersebut) adalah nyanyian dan mendengarkannya". Dan dalam riwayat lain, beliau mengatakan: "(Yang dimaksud dalam ayat tersebut) adalah nyanyian dan yang serupa dengannya"( ).
Bahkan sejumlah tabi`in (generasi setelah sahabat), seperti Mujahid, `Ikrimah, Hasan Al Bashri, Sa`id bin Jubair, Qatadah, An Nakha`i dan selain mereka, juga menafsirkan "perkataan yang sia-sia" dalam ayat di atas dengan nyanyian( ).
Dan di dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan yang lainnya dari Abdullah bin `Amru bin `Ash dan Abdullah bin Abbas radhiyallahu `anhuma dari Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam, Beliau bersabda:
إِنَّ رَبِّيْ عَزَّ وَجَلَّ حَرَّمَ عَلَيَّ الْخَمْرَ وَالْمَيْسِرَ وَالْكُوْبَةَ وَالْقِنِّيْنَ
"Sesungguhnya Allah `Azza wa Jalla meng-haramkan kepadaku khamar, judi, gendang dan gitar"( ).
Dan di dalam "Shahih Muslim" diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
الْجَرَسُ مِنْ مَزَامِيْرِ الشَّيْطَانِ
"Lonceng itu adalah termasuk seruling syaitan"
Dan di dalam "Shahih Bukhari" dan lainnya, Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
(( لَيَكُوْنَنَّ فِيْ أُمَّتِيْ أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّوْنَ الْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ، وَلَيَنْزِلَنَّ أَقْوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ يَرُوْحُ عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ يَأْتِيْهِمْ –أَيْ الْفَقِيْرُ- لِحَاجَةٍ فَيَقُوْلُوْنَ: ارْجِعْ إِلَيْنَا غَداً، فَيُبَيِّتُهُمُ اللهُ، وَيَضَعُ الْعَلَمَ وَيَمْسَخُ آخَرِيْنَ قِرَدَةً وَخَنَازِيْرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ )).
"Sungguh akan ada di dalam umatku orang-orang yang menghalalkan zina, sutra, minuman keras dan alat-alat musik. Dan sungguh akan ada orang-orang yang turun ke sisi suatu gunung dengan menggiring hewan-hewan gembalaan mereka, lalu datang seorang fakir miskin kepada mereka untuk suatu hajat, namun mereka menga-takan: "Kembalilah kepada kami besok". Maka Allah membinasakan mereka dan menimpakan gunung itu ke atas mereka serta mengubah yang lainnya menjadi monyet dan babi sampai hari kiamat"( ).
Perhatikanlah bagaimana Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam merangkaikan pengharaman nyanyian dengan hal-hal yang telah diharamkan secara jelas dan pasti, yaitu zina, mengenakan sutra bagi laki-laki dan meminum minuman keras.
Di samping itu, terdapat pula hadits-hadits –yang berdasarkan gabungan beberapa jalur (thariq periwayatan)nya- sampai pada derajat hasan, yang diriwayatkan oleh beberapa orang sahabat, di antaranya Abu Hurairah, Aisyah, Imran bin Hushain, Abu Malik, Abu Sa`id Al Khudri, Ali bin Abi Thalib dan Abu Umamah radhiyallahu `anhum.
Adapun hadits Abu Hurairah radhiyallah `anhu, diriwayatkan oleh Sa`id bin Mansur, Ibnu Abid Dun-ya dan lainnya, Abu Hurairah berkata: "Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
يُمْسَخُ قَوْمٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ فِيْ آخِرِ الزَّمَانِ قِرَدَةً وَخَنَازِيْرَ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَلَيْسَ يَشْهَدُوْنَ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ؟ قَالَ: بَلَى، وَيَصُوْمُوْنَ وَيُصَلُّوْنَ وَيَحُجُّوْنَ، قَالَ: فَمَا بَالُهُمْ؟ قَالَ: اتَّخَذُوْا الْمَعَازِفَ وَالدُّفُوْفَ وَالْقَيْنَاتِ، فَبَاتُوْا عَلَى شُرْبِهِمْ وَلَهْوِهِمْ، فَأَصْبَحُوْا وَقَدْ مُسِخُوْا قِرَدَةً وَخَنَازِيْرَ
"Akan ada satu kaum dari umat ini yang akan diubah menjadi monyet dan babi pada akhir zaman". Mereka (sahabat) bertanya: "Wahai Rasulullah! Bukankah mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah?!" Rasulullah menjawab: "Benar! Mereka juga berpuasa, shalat dan menu-naikan haji". Mereka bertanya: "Lalu ada apa dengan mereka?" Beliau menjawab: "Mereka mendengarkan seruling, gendang dan wanita-wanita penyanyi, lalu mereka menghabiskan malam mereka dengan minum dan perbuatan yang sia-sia, dan ketika pagi hari, tiba-tiba mereka telah dirubah menjadi monyet dan babi"( ).
Dan diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dun-ya dan lainnya dari Ibnu Mas`ud radhiyallahu `anhu, beliau berkata: "Nyanyian-nyanyian itu dapat me-numbuhkan kemunafikan di dalam hati, sebagai-mana air menumbuhkan tanaman"( ).
Dan diriwayatkan oleh Sa`id bin Mansur dan Al Baihaqi dari Ibnu Abbas radhiyallahu `anhu, dia berkata: "Rebana itu haram, gendang itu haram, alat-alat musik itu haram dan seruling itu haram"( ).
Para imam telah sepakat tentang haramnya nyanyi-nyanyian dan alat musik. Imam Malik rahimahullah pernah ditanya tentang nyanyi-nyanyian yang dibolehkan oleh penduduk Madinah, maka beliau menjawab: "Sesungguhnya yang melakukan hal tersebut di antara kami (penduduk Madinah) hanyalah orang-orang yang fasik".
Adapun mazhab Imam Abu Hanifah rahima-hullah, adalah termasuk mazhab yang paling keras dalam mengharamkan nyanyian. Bahkan murid-murid beliau telah menegaskan haramnya mendengarkan segala jenis alat musik, seperti seruling, rebana dan genderang. Lebih dari itu, mereka menyatakan bahwa hal tersebut merupakan maksiat yang dapat menyebabkan kefasikan dan tertolaknya kesaksian seseorang.
Sedangkan Imam Syafi`i rahimahullah pernah berkata: "Saya meninggalkan Baghdad, sedang di sana ada suatu bid`ah yang dibuat oleh orang-orang zindiq (orang yang sesat imannya), mereka menamakannya "taghbir"( ) yang mereka (gunakan) untuk memalingkan manusia dari men-dengarkan Al Quran".
(Dalam menafsirkan makna "taghbir") Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: "Ia adalah sekum-pulan bait sya`ir yang dapat menanamkan yang dapat menanamkan kecintaan kepada dunia yang dinyanyikan oleh seorang penyanyi, lalu para hadirin mengiringinya dengan pukulan gendang".
Imam Ibnu Shalah rahimahullah berkata: "Ketahuilah bahwasanya apabila rebana (duff), seruling dan nyanyian itu bertemu, maka men-dengarkannya adalah haram menurut para imam mazhab dan seluruh ulama kaum muslimin".
Adapun Imam Ahmad, maka beliau menga-takan: "Nyanyian itu menumbuhkan kemunafikan di dalam hati". Bahkan beliau telah menyatakan (kewajiban) menghancurkan alat-alat musik, seperti gitar dan lainnya, serta tidak dibenarkan memanfaatkan uang/ harta yang diperoleh dari hasil menyanyi"( ).
Dan ketahuilah saudaraku yang mulia –semoga Allah menjaga anda dari segala kejahatan dan dosa- bahwa nyanyian (tanpa iringan musik) itu dibolehkan bagi kaum wanita dengan beberapa syarat:
1. Teks-teks nyanyian itu tidak boleh mengandung ucapan yang kotor dan keji.
2. Nyanyian tersebut hanya diiringi dengan rebana (duff), tidak dengan alat-alat musik yang lainnya, karena (hal tersebut) adalah haram.
3. Hal tersebut hanya boleh dilakukan pada hari raya atau pernikahan.
4. Hal tersebut hanya dilakukan oleh para wanita, bukan laki-laki.
Dalil yang menunjukkan syarat-syarat tersebut adalah hadits yang diriwayatkan dari 'Amir bin Sa'ad Al Bajaly, ia berkata: "Aku pernah masuk (menemui) Abu Mas'ud, Qurozhoh bin Ka`ab dan Tsabit bin Zaid, sementara (di situ) ada beberapa budak wanita memukul rebana sambil menyanyi, maka aku bertanya; "Apakah kalian menyetujui perbuatan ini sementara kalian adalah sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya (perbuatan ini) telah dibolehkan buat kita pada hari pernikahan"
Dan di dalam "Shahih Bukhari dan Muslim" serta kitab-kitab hadits lainnya, diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu `anha:
أَنَّ أَبَا بَكْرٍ دَخَلَ عَلَيْهَا وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَهَا يَوْمَ فِطْرٍ أَوْ أَضْحَى، عِنْدَهَا جَارِيَتَانِ مِنْ جَوَارِي الأَنْصَارِ تُغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاوَلَتِ الأَنْصَارُ يَوْمَ بُعَاثَ، قَالَتْ: وَلَيْسَتَا بِمُغَنِّيَتَيْنِ، فَقَالَ أَبُوْ بَكْرٍ: أَمَزَامِيْرُ الشَّيْطَانِ فِيْ بَيْتِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَا أَبَا بَكْرٍ، إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيْداً، وَهَذَا عِيْدُنَا"
"Bahwasanya (suatu ketika) Abu Bakar radhi-yallahu `anhu datang mengunjunginya sedang Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam berada bersama Aisyah pada hari 'Idul Fitri atau Adha, sementara itu ada dua orang budak perempuan Anshar sedang menyanyikan ucapan-ucapan (kebanggaan) orang-orang Anshar pada hari (perang) Bu`ats. Aisyah radhiyallahu `anha berkata: "Kedua budak perempuan itu bukanlah penyanyi". (Melihat itu) Abu Bakar lalu menegur: "Kenapa ada seruling-seruling (senandung) syaitan di rumah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam?!" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam-pun menjawab: "Wahai Abu Bakar! Sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya, dan ini adalah hari raya kita"
Budak-budak perempuan kecil itu (sebagaimana kita lihat) menyanyikan/ menyenandungkan syair-syair peperangan pada hari `ied.
Saudaraku yang tercinta!
Berhentilah sejenak bersamaku untuk merenung-kan dan menyelami makna kedua ayat berikut ini:
إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ وَالْمَوْتَى يَبْعَثُهُمُ اللّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
"Hanya orang-orang yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati (hatinya), akan di bangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nyalah mereka dikembalikan". (QS. Al An`aam: 36)
Dan Allah juga berfirman:
فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
.
"Maka jika mereka tidak menjawab (tantangan-mu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak men-dapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguh-nya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zhalim". (QS. Al Qashash: 50)
Dan di dalam sebuah hadits shahih yang di-riwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud serta para ulama hadits lainnya; dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu `anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ خَاصَمَ فِيْ بَاطِلٍ وَهُوَ يَعْلَمُ، لَمْ يَزَلْ فِيْ سَخَطِ اللهِ حَتَّى يَنْزِعَ
"Barangsiapa yang mendebat dalam kebathilan (sementara) ia mengetahuinya (maka ia akan) terus berada dalam kemarahan Allah sehingga ia meninggalkannya"
Akhirnya, wahai saudaraku yang menunaikan ibadah haji, ketahuilah –semoga Allah selalu menjaga dan meluruskan langkahmu- bahwasanya Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam pernah bersabda:
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
"Barangsiapa yang mengerjakan haji sedang ia tidak melakukan rafats (bersetubuh dan pen-dahuluannya) dan kefasikan (selama haji) maka dosa-dosanya akan dihapuskan seperti ketika ia baru dilahirkan oleh ibunya"
Dan Beliau juga pernah bersabda:
الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
"Tidak ada balasan bagi haji yang mabrur kecuali syurga"
Jika anda beruntung mendapatkan pahala ini, maka sungguh anda adalah orang yang mulia dan agung, karenanya jangan sampai kita semua membatalkan atau merusaknya dengan perbuatan-perbuatan maksiat dan meninggalkan ketaatan. Karena sesungguhnya salah satu tanda diterimanya haji anda adalah mengiringi (ibadah haji) dengan perbuatan-perbuatan terpuji dan ketaatan serta meninggalkan kemungkaran. Dan sebaliknya, salah satu tanda ditolaknya (ibadah haji tersebut) adalah melakukan perbuatan-perbuatan maksiat dan sikap memandang enteng serta meremehkan amal-amal shaleh.
Saudaraku yang terhormat!
Maka hendaknya tujuan anda mengerjakan ibadah haji ini, bukanlah sekedar ingin dipanggil sebagai "Pak Haji", karena sesungguhnya tujuan seperti ini tidaklah bermanfaat bagi anda di sisi Allah. Dan mungkin saja besok anda sudah mesti meninggalkan dunia ini, sementara anda mengetahui bahwa inti amalan itu adalah bagaimana ia dapat diterima oleh Allah, bukan hanya sekedar bentuk lahiriah dan mendapatkan gelar (haji).
Semoga Allah menjadikan haji anda haji yang mabrur dan dosa-dosa anda diampuniNya. Semoga Allah menerima ibadah anda dan memulangkan anda kepada keluarga, putra-putri anda dan kampung halaman anda dalam keadaan selamat dan berbahagia. Karena sesungguhnya hanya Dia-lah yang dapat melakukan itu semua. Semoga shalawat dan salam serta berkah dari Allah senantiasa terlimpah kepada Nabi-Nya Muhammad, para keluarga dan sahabatnya.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
DZIKIR PAGI DAN PETANG
Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
(( لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالَى مِنْ صَلاَةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ، وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ مِنْ صَلاَةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةً )).
"Sungguh (jika) saya duduk bersama kaum yang berdzikir kepada Allah Ta`ala sejak (selesai) shalat Shubuh hingga terbitnya matahari, lebih saya sukai daripada membebaskan empat orang budak dari keturunan Ismail `alaihis salam. Dan sungguh (jika) saya duduk bersama kaum yang berdzikir kepada Allah sejak (selesai) shalat Ashar hingga terbenamnya matahari, lebih saya sukai daripada membebaskan empat orang budak". (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Abu Daud dari Anas radhiyallahu `anhu).
Beberapa Contoh
Dzikir Pagi dan Petang
Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam
(Berdasarkan Hadits-hadits yang Shahih)
1. Ayat Kursi (QS. Al Baqarah: 255)
Keutamaannya: Barangsiapa membacanya di waktu pagi, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga waktu petang, dan barangsiapa yang membacanya di waktu petang, maka dia dilindungi dari (gangguan) mereka (jin) hingga waktu pagi. (HR. Al Hakim, An Nasaa'i dan Ath Thabarany dengan sanad jayyid).
2. Surat Al Ikhlash, Surat Al Falaq dan Surat An Naas.
Keutamaannya: Barangsiapa yang membaca ketiga surat tersebut di waktu pagi dan petang –masing-masing tiga kali- maka (bacaan tersebut) cukup (menjadi pelindung bagi)nya dari segala sesuatu. (HR. Abu Daud dan At Tirmidzy).
3. Dzikir:
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍِ فِي النَّارِ، وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
"Kami memasuki waktu pagi dan seluruh kerajaan hanya milik Allah semata, segala puji bagi-Nya, tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan puji-pujian, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Tuhanku! Aku memohon kepada Engkau kebaikan yang ada pada hari (siang) ini dan kebaikan yang sesudah-nya, dan aku mohon perlindungan kepada Engkau dari segala keburukan yang ada pada hari (siang) ini dan keburukan sesudahnya. Ya Tuhanku! Aku memohon perlindungan kepada Engkau dari sifat malas dan pikun. Ya Tuhanku! Aku mohon per-lindungan kepada Engkau dari azab neraka dan siksa kubur". (HR. Muslim)
Dan apabila berada di waktu petang dianjurkan membacanya dengan mengganti lafazh: (أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ ) dengan: ( أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ ) dan lafazh: ( هَذَا الْيَوْمِ ) dengan: ( هَذِهِ اللَّيْلَةِ ).
4. Dzikir:
اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
"Ya Allah! Karena-Mu kami memasuki waktu pagi dan petang, karena-Mu kami hidup dan mati dan kepada-Mu-lah kami (pasti akan) kembali".
(HR. At Tirmidzy)
Dan jika masuk waktu petang hendaklah dibaca:
اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
"Ya Allah! Karena-Mu kami memasuki waktu petang dan pagi, karena-Mu kami hidup dan mati dan kepada-Mu-lah kami (akan) kembali".
5. Dzikir:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ، وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ لَكَ بِذَنْبِيْ، فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
"Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu dan aku tetap (istiqamah) di atas perjanjian dan kesepakatan (dengan) Engkau sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada Engkau dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui segala nikmat Engkau terhadapku dan mengakui segala dosaku. Oleh sebab itu, ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni segala dosa selain Engkau".
Keutamaannya: Barangsiapa mengucapkannya dengan penuh keyakinan di waktu petang, kemu-dian dia mati pada malam harinya, maka dia termasuk ahli syurga, dan barangsiapa yang meng-ucapkannya dengan penuh keyakinan di waktu pagi, kemudian dia mati pada siang harinya, maka dia termasuk ahli syurga. (HR. Bukhari)
6. Dzikir:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ، وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ، وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ؛ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ
"Ya Allah! Aku memasuki waktu pagi dengan bersaksi kepada-Mu, kepada para (malaikat) pemikul `Arsy-Mu dan para malaikat-Mu serta seluruh makhluk ciptaan-Mu; bahwa sesungguhnya Engkau-lah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau semata, tiada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu". (4x).
Di waktu petang dianjurkan membaca dzikir yang sama dengan mengganti lafazh: (اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ) dengan: (اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَمْسَيْتُ).
Keutamaannya: Barangsiapa membacanya di waktu pagi dan petang sebanyak empat kali, maka Allah akan membebaskannya dari api neraka. (HR. Abu Daud).
7. Dzikir:
اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِيْ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ، فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
"Ya Allah! Nikmat apapun yang sampai padaku atau pada seseorang dari makhluk-Mu pada pagi hari ini, maka semua itu semata-mata dari-Mu, tiada sekutu bagi-Mu. Bagi-Mu segala Puji dan bagi-Mu segala syukur".
Pada waktu petang dianjurkan membacanya dengan mengganti lafazh: (مَا أَصْبَحَ بِيْ) dengan: (مَا أَمْسَى بِيْ).
Keutamaannya: Barangsiapa membacanya di waktu pagi maka ia telah mensyukuri nikmat pada (siang) hari itu, dan barangsiapa membaca-nya di waktu petang, maka ia telah mensyukuri nikmat pada malam harinya. (HR. Abu Daud).
8. Dzikir:
اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
"Ya Allah! Berikanlah kesehatan pada badanku, pendengaranku dan penglihatanku. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Ya Allah! Aku berlindung kepada Engkau dari kekufuran dan kefakiran dan aku berlindung kepada Engkau dari siksa kubur. Tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau". (3x). (HR. Abu Daud dan Ahmad)
9. Dzikir:
حَسْبِيَ اللهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ، عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ، وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
"Cukuplah Allah (Pelindung) bagiku, tiada tuhan yang berhak disembah selain Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan Dialah Tuhan Yang memiliki `Arasy yang agung". (7x)
Keutamaannya: Barangsiapa membacanya di waktu pagi dan petang sebanyak tujuh kali, maka Allah `Azza wa Jalla akan mencukupinya dengan segala apa yang ia butuhkan dari urusan dunia dan akhirat. (HR. Ibnus Sunny)
10. Dzikir:
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
"Aku ridha Allah Tuhanku, Islam agamaku dan Muhammad Shallallahu `alaihi wasallam Nabiku". (3x)
Keutamaannya: Barangsiapa membacanya di waktu pagi dan petang sebanyak tiga kali, niscaya Allah akan meridhainya pada hari kiamat. (HR. Ahmad dan At Tirmidzy)
11. Dzikir:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ، وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ، اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِينِيْ وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
"Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon ampunan dan`afiat (keselamatan) kepada Engkau di dunia dan akhirat. Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kemaafan dan keselamatan kepada Engkau, dalam agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku. Ya Allah! Tutupilah aurat (aib)ku, dan amankanlah rasa takutku. Ya Allah! Peliharalah aku dari depanku, dari belakangku, dari kananku, dari kiriku dan dari atasku, aku berlindung dengan kebesaranMu agar aku tidak dicelakakan dari bawahku". (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
12. Dzikir:
بِاسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ، وَلاَ فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Dengan menyebut nama Allah, Yang dengan (menyebut) namaNya tidak sesuatupun yang dapat memberi mudharat baik di bumi maupun di langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (3x)
Keutamaannya: Barangsiapa membacanya di waktu pagi dan petang sebanyak tiga kali, maka tidak sesuatupun yang dapat membahayakannya. (HR. Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzy dan Ibnu Majah)
13. Dzikir:
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وِالأَرْضِ، وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
"Ya Allah, (Tuhan) Yang Mengetahui segala yang ghaib dan yang tampak, Yang Mencipta-kan langit dan bumi, Tuhan segala sesuatu dan Yang Memilikinya. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan diriku serta kejahatan syaithan dan sekutunya, dan (aku berlindung kepada Engkau) dari keburukan yang aku perbuat terhadap diriku sendiri maupun terhadap (saudaraku) yang muslim". (HR. Abu Daud dan At Tirmidzy)
14. Dzikir:
يَا حَيُّ، يَا قَيُّوْمُ، بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، فَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
"Wahai (Tuhan) Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmatMu aku meminta keselamatan, maka baguskanlah urusanku seluruhnya, dan janganlah Engkau tinggalkan diriku walau hanya sekejap mata".
15. Dzikir:
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ فَتْحَهُ وَنَصْرَهُ، وَنُوْرَهُ وَبَرَكَتَهُ وَهُدَاهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْهِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ
"Kami memasuki waktu pagi dan seluruh kerajaan hanya milik Allah semata, Ya Allah! Aku memohon kepada Engkau kebaikan yang ada pada hari (siang) ini; kemenangannya (dalam mencapai tujuan), pertolongannya (dalam meng-hadapi musuh), cahayanya (ilmu dan amal) dan berkahnya (kemudahan bagi rezki yang baik dan halal) serta petunjuknya (keteguhan mengikuti petunjuk dan menjauhkan diri dari memperturut-kan hawa nafsu). Dan aku mohon perlindungan kepada Engkau dari segala keburukan yang ada pada hari (siang) ini dan keburukan sesudahnya". (HR. Abu Daud)
Dan apabila berada di waktu petang dianjurkan membacanya dengan mengganti lafazh: (أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ) dengan: (أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ) dan lafazh: (خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ) dengan: (خَيْرَ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ) dan dhamir (kata ganti nama): ( ـه ) dengan ( هَا ).
16. Dzikir:
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ، وَعَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفاً مُسْلِمًا، وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
"Kami memasuki waktu pagi di atas fitrah Islam, di atas kalimat ikhlas dan tetap berada dalam agama Nabi kami Muhammad Shallallahu `alaihi wasallam, serta tetap mengikuti jejak bapak kami Ibrahim yang lurus (dalam menjalankan agama) yang muslim, dan beliau bukanlah dari golongan orang-orang yang musyrik". (HR. Ahmad)
Dan apabila masuk waktu petang dianjurkan membacanya dengan mengganti lafazh: (أَصْبَحْنَا) dengan: (أَمْسَيْنَا).
17. Dzikir:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
"Maha Suci Allah dan dengan memuji kepada-Nya". (100x)
Keutamaannya: Barangsiapa mengucapkannya di waktu pagi dan petang seratus kali, maka tiada seorangpun yang datang pada hari kiamat dengan membawa (amalan) yang lebih baik darinya, kecuali orang-orang yang mengucapkan hal yang sama atau lebih dari itu. (HR. Muslim)
18. Dzikir:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah saja, tiada sekutu bagiNya. BagiNya segala kerajaan dan bagiNya segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu". (satu kali, sepuluh kali atau seratus kali).
Keutamaannya:
a. Barangsiapa membacanya sepuluh kali di waktu pagi dan sore, maka Allah akan menetap-kan baginya sepuluh kebaikan serta menghapus-kan darinya sepuluh kesalahan. Dan bacaan itu pahalanya seperti orang yang membebaskan sepuluh hamba sahaya dan Allah melindunginya dari (gangguan) syetan. (HR. An Nasa'i dalam kitabnya "A`maalul Yaumi wal Lailah" dengan sanad yang shahih).
b. Barangsiapa yang membacanya satu kali di waktu pagi, maka baginya pahala (membebaskan) seorang budak dari keturunan Ismail `alaihis salam dan ditetapkan baginya sepuluh kebaikan, dihapuskan darinya sepuluh kesalahan, diangkat baginya sepuluh derajat dan selalu terjaga dari (godaan) syetan sampai ia memasuki waktu petang. Dan jika ia membacanya di waktu petang, maka ia akan mendapatkan hal yang serupa hingga ia memasuki waktu pagi. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)
c. Barangsiapa yang membacanya seratus kali di waktu pagi, maka baginya pahala (orang yang membebaskan) budak dan ditetapkan baginya seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus kesalahan dan akan selalu terjaga dari (gangguan) syaitan sampai ia memasuki waktu petang. Dan tidak seorangpun yang datang membawa (amalan) yang lebih baik darinya kecuali orang yang me-ngerjakan yang lebih dari itu. (HR. Bukhari dan Muslim)
19. Dzikir:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
"Maha Suci Allah dengan memuji kepada-Nya, sebanyak jumlah makhluk-Nya, sebesar keridhaan DiriNya, seberat `Arasy-Nya dan sebanyak tinta Kalimat-kalimatNya".
Dibaca sebanyak sepuluh kali. (HR. Muslim)
20. Dzikir:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau ilmu yang bermanfa`at, rezki yang baik dan amalan yang diterima".
Dibaca di waktu pagi. (HR. Ibnu Majah)
21. Dzikir:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
"Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya".
Dibaca seratus kali dalam semalam. (HR. Bukhari dan Muslim)
Atau lebih utama membaca lafazh istighfar sebagai berikut:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ، وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
"Saya memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, Yang tiada tuhan yang berhak disembah selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya".
Keutamaannya: Barangsiapa yang membacanya, maka Allah akan mengampuni (dosa-dosa)nya, meskipun (dosa) lari dari kancah peperangan. (HR. Abu Daud, At Tirmidzy dan Al Hakim)
22. Dzikir:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
"Aku berlindung kepada Kalimat-kalimat Allah Yang Maha Sempurna dari kejahatan apa yang diciptakanNya".
Dibaca tiga kali di waktu petang.
Keutamaannya: Barangsiapa yang membacanya, akan terjaga dari bahaya racun dan segala yang bercun pada malam hari. (HR. Ahmad)
23. Membaca shalawat sebanyak sepuluh kali:
اللَّهُمَِّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
"Ya Allah! Limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad Shallallahu `alaihi wasallam".
Lebih diutamakan lagi apabila membaca "Shalawat Ibrahimiyah" seperti berikut:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَِجيدٌ
"Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Nabi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Mulia lagi Maha Terpuji. Dan turunkanlah keberkatan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkati Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim, sesung-guhnya Engkau Maha Mulia lagi Maha Terpuji".
Keutamaannya: Barangsiapa yang bershalawat sebanyak sepuluh kali saat pagi dan petang, maka dia akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam di hari kiamat kelak. (HR. Ath Thabarany)
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan:
1. Allah Ta`ala telah menjelaskan waktu yang tepat untuk berdzikir pagi dan petang dalam beberapa ayat Al Quran, antara lain firmanNya:
وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ.
"Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbitnya matahari dan sebelum ter-benamnya". (QS. Qaaf: 39)
Ayat ini menunjukkan bahwa waktu berdzikir pada waktu pagi hari adalah antara usai menunaikan shalat Shubuh dan sebelum terbenam matahari. Dan merupakan salah satu sunnah Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam, seusai menunaikan shalat Shubuh, Beliau duduk di mushalla (tempat shalat)nya sambil berdzikir kepada Allah Ta`ala sampai terbit matahari. Dan dalam sebuah haditsnya, Beliau bersabda:
(( مَنْ صَلَّى الْفَجْرَ فِيْ جَمَاعَةٍ، ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، كَانَتْ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ )).
"Barangsiapa yang mengerjakan shalat Shubuh secara berjamaah, kemudian duduk berdzikir kepada Allah Ta`ala hingga terbit matahari, lalu mengerjakan shalat dua raka`at, maka baginya pahala orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah dengan pahala yang sempurna", Beliau mengucapkannya tiga kali. (HR. At Tirmidzy)
2. Dzikir-dzikir ini mempunyai jumlah bilangan yang tertentu; ada yang dibaca sekali saja (lihat no. 1, 3, 4, 5, 7, 11, 13, 14, 15, 16, 20), ada yang dibaca sebanyak tiga kali (lihat no. 2, 8, 10, 12, 19, 22), ada yang dibaca sebanyak tujuh kali (lihat no. 9), ada yang dibaca empat kali (lihat no. 6), ada yang dibaca sebanyak sepuluh kali (lihat no. 23), ada yang dibaca sebanyak seratus kali (lihat no. 17, 21) dan ada pula yang dibaca sekali, atau sepuluh kali atau bahkan seratus kali (lihat no. 18).
Jumlah bilangan dzikir-dzikir tersebut harus diperhatikan dengan baik dan tidak boleh dilebihkan atau dikurangi, karena demikianlah yang ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam.
3. Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam telah menyebutkan beberapa keutamaan berdzikir dengan dzikir-dzikir tersebut; baik itu berupa janji masuk syurga, mendapatkan ridha Allah terhadap hamba-Nya, keselamatan dari segala marabahaya dan lain sebagainya. Karenanya, sangat baik sekali bagi seorang muslim apabila ia dapat membaca semua dzikir-dzikir yang telah disebutkan tadi, dan hendaknya ia bisa menjadikan dzikir-dzikir itu sebagai salah satu kegiatan rutinnya setiap hari. Namun, jika waktu yang ia miliki sangat sempit, maka hendaknya ia dapat memilih dzikir apapun yang mudah baginya, karena mengabaikan dzikir-dzikir itu secara keseluruhan adalah merupakan suatu kelalaian yang sangat keterlaluan. Hendaknya hal ini dapat diperhatikan dengan baik. Wallahu A`lam!
DO`A-DO`A PILIHAN
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وِالأَرْضِ، وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ
"Ya Allah, (Tuhan) Yang Mengetahui segala yang ghaib dan yang tampak, Yang Menciptakan langit dan bumi, Tuhan segala sesuatu dan Yang Memilikinya. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Aku berlin-dung kepada Engkau dari kejahatan diriku serta kejahatan syaithan dan sekutunya".
اَللَّهُمَّ أَحْيِنِيْ إِذَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْراً لِيْ، وَتَوَفَّنِيْ إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِيْ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، وَأَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الْغَضَبِ وَالرِّضَا، وَأَسْأَلُكَ الْقَصْدَ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى، وَأَسْأَلُكَ نَعِيمًا لاَ يَنْفَدُ، وَأَسْأَلُكَ قُرَّةَ عَيْنٍ لاَ تَنْقَطِعُ، وَأَسْأَلُكَ الرِّضَا بَعْدَ الْقَضَاءِ، وَأَسْأَلُكَ بَرْدَ الْعَيْشِ بَعْدَ الْمَوْتِ، وَأَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ، وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ، مِنْ غَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ، وَلاَ فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ
.
"Ya Allah! Tetapkanlah aku hidup selama hidup itu lebih baik bagiku. Dan wafatkanlah aku, apabila wafat itu lebih baik bagiku. Ya Allah! Aku memohon kepada Engkau, (berikanlah aku) rasa takut kepada Engkau pada saat sendiri dan di hadapan umum. Aku memohon kepada Engkau perkataan benar dalam keadaan marah dan senang. Aku memohon kepada Engkau sikap sederhana dalam keadaan fakir dan kaya. Aku memohon kepada Engkau kenikmatan yang tidak habis-habisnya. Aku memohon kepada Engkau penyejuk hati yang abadi. Aku memohon kepada Engkau kerelaan hati setelah datangnya qadha' (keputusanMu). Aku memohon kepada Engkau kesejukan hidup setelah kematian. Dan aku memohon kepada Engkau nikmatnya memandangi WajahMu serta kerinduan kepada pertemuan denganMu, tanpa kesulitan yang memudharatkan dan tidak pula fitnah yang menyesatkan".
اَللَّهُمَّ زَيَِّنَّا بِزِينَةِ الإِيمَانِ، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ
"Ya Allah! Hiasilah kami dengan indahnya hiasan iman dan jadikanlah kami orang-orang yang memberi lagi mendapatkan petunjuk".
بِاسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ، وَلاَ فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Dengan menyebut nama Allah, Yang dengan (menyebut) namaNya tidak sesuatupun yang dapat memberi mudharat baik di bumi maupun di langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِي، وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
"Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu dan aku tetap (istiqamah) di atas perjanjian dan kesepakatan (dengan) Engkau sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada Engkau dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui segala nikmat Engkau terhadapku dan mengakui segala dosaku. Oleh sebab itu, ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni segala dosa selain Engkau".
(( لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ )).
"Tiada daya dan tiada pula upaya, kecuali dengan (daya dan upaya) dari Allah".
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَِجيدٌ
"Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Nabi Ibrahim. Dan turunkanlah keberkatan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Nabi Ibrahim, di seluruh alam sesungguhnya Engkau Maha Mulia lagi Maha Terpuji".
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَضِلَّ أو أُضَلَّ، أَوْ أَظلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau agar aku tidak tergelincir atau digelincirkan, tersesat atau disesatkan, menzhalimi atau dizhalimi dan berlaku jahil atau dijahili".
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
"Ya Allah, Engkau-lah As Salam dan daripada-Mu-lah bersumber keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai (Tuhan) Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan".
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً، وَرِزْقاً طَيِّباً
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau ilmu yang bermanfa`at, amalan yang diterima dan rezki yang baik".
اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
"Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu berzikir dan bersyukur kepada Engkau serta (tolonglah aku agar) beribadah kepada Engkau dengan baik".
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
"Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah saja, tiada sekutu bagiNya. BagiNya segala kerajaan dan bagiNya segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tiada yang dapat menghalangi sesuatu yang Engkau berikan, dan tiada pula yang dapat memberi sesuatu yang Engkau halangi. Nasib baik seseorang tidak akan dapat menyelamatkannya dari (ancaman)Mu".
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ، وَأُعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ، وَأُعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebakhilan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut, aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikan kepada usia yang terhina (pikun), aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur".
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ ظُلْماً كَثِيْراً، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِيْ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Ya Allah, sesungguhnya aku sangat menzhali-mi diriku (dengan berbuat dosa), sedang tidak ada yang mengampuni segala dosa selain Engkau. Karena itu, ampunilah aku dengan keampunan dari sisi Engkau, dan kasihanilah aku, karena se-sungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكاً، سُبْحَانَكَ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
"Segala puji bagi Allah, dengan puji-pujian yang banyak, baik dan penuh berkah. Maha Suci Engkau, ya Tuhan kami, dan dengan memujiMu, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampun dan bertobat kepada-Mu".
اَللَّهُمَّ آتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا
"Ya Allah! Berikanlah jiwaku ketakwaan, dan bersihkanlah ia, Engkaulah sebaik-baik yang mem-bersihkannya. Engkaulah Pelindung dan Penolongnya".
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اَللَّهُمَّ أَمْتِعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
"Ya Allah! Berikanlah kami rasa takut kepada Engkau, yang dapat menjadi penghalang antara kami dan segala (perbuatan) maksiat kepada Engkau, (berilah kami) ketaatan kepada Engkau yang akan mengantarkan kami ke dalam surgaMu, (berilah kami) keyakinan yang menjadikan kami merasa ringan segala musibah di dunia. Ya Allah! Senangkanlah kami dengan pendengaran kami, penglihatan kami dan kekuatan kami selama Engkau masih menghidupkan kami, serta jadikanlah ia sebagai pewaris dari kami. Jadikanlah pembalasan kami terhadap orang yang menzhalimi kami, dan tolonglah kami menghadapi musuh-musuh kami. Janganlah Engkau jadikan musibah kami dalam agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia sebagai cita-cita terbesar kami, dan jangan pula batas pengetahuan kami serta janganlah engkau jadikan pemimpin kami orang yang tidak menaruh belas kasih kepada kami".
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
"Aku berlindung kepada Kalimat-kalimat Allah Yang Maha Sempurna dari kejahatan apa yang diciptakanNya".
(Barangsiapa membacanya), tidak sesuatupun yang dapat memberikan mudharat kepadanya.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، فِيْ دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ، اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَتِيْ، وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ، اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِينِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
"Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon `afiat (keselamatan) kepada Engkau di dunia dan akhirat. Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kemaafan dan keselamatan kepada Engkau, dalam agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku. Ya Allah! Tutupilah aurat (aib)ku, dan amankanlah rasa takutku. Ya Allah! Peliharalah aku dari depanku, dari belakangku, dari kananku, dari kiriku dan dari atasku, aku berlindung dengan kebesaranMu agar aku tidak dicelakakan dari bawahku".
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ النَّعِيمَ الْمُقِيمَ الَّذِيْ لاَ يَحُوْلُ وَلاَ يَزُوْلُ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ النَّعِيمَ يَوْمَ الْعَيْلَةِ وَالأَمْنَ يَوْمَ الْخَوْفِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَائِذٌ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا أَعْطَيْتَنَا وَشَرِّ مَا مَنَعْتَنَا
"Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kenikmatan abadi yang tidak berpindah dan tidak pula lenyap. Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kenikmatan pada hari kesengsaraan (kiamat) dan keamanan pada hari ketakutan (kiamat). Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan sesuatu yang telah Engkau berikan kepada kami dan dari keburukan sesuatu yang Engkau tahan (tidak berikan) kepada kami".
اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ، اَللَّهُمَّ تَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ وَأَحْيِنَا مُسْلِمِينَ، وَأَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِينَ غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ مَفْتُونِينَ
"Ya Allah! Jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan itu dalam hati kami, dan jadikanlah kami membenci kekafiran, kafasikan dan kemaksiatan serta jadikanlah kami orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Ya Allah! Wafatkanlah kami dalam keadaan muslim dan hidupkanlah kami dalam keadaan muslim serta kumpulkanlah kami bersama orang-orang shaleh, tanpa terhina dan tidak pula terkena fitnah (azab)".
اَللَّّهُمَّ قَاتِلِ الْكَفَرَةَ الَّذِينَ يُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ، وَاجْعَلْ عَلَيْهِمْ رِجْزَكَ وَعَذَابَكَ إِلَهَ الْحَقِّ آمِينَ
"Ya Allah! Perangilah orang-orang kafir yang mendustakan rasul-rasul-Mu, yang menghalangi (manusia) dari jalan-Mu dan timpakanlah kehinaan dan azabMu kepada mereka, wahai Tuhan kebenaran, perkenankanlah".
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْحَلِيمُ الْعَظِيمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الأَرْضِ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
"Tidak tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Penyantun lagi Maha Besar, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan Yang Memiliki `Arsy yang agung, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan langit dan bumi dan Tuhan Yang Memiliki `Arsy yang agung".
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، مُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالإِنْجِيلِ وَالْفُرْقَانِ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، أَعُوذُ بِكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ
"Ya Allah, Tuhan (Yang Menguasai) langit, Tuhan (Yang Menguasai) bumi, Tuhan (Yang Memiliki) `Arys yang agung, Tuhan kami dan Tuhan (Yang Memiliki) segala sesuatu. (Tuhan) Yang Menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan, Yang Menurunkan Taurat, Injil, dan Al Furqan (Al Quran), aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala binatang melata, di mana Engkau Yang Memegang ubun-ubunnya".
اَللَّهُمَّ أَنْتَ الأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنِّيْ الدَّيْنَ وَأَغْنِنِيْ مِنَ الْفَقْرِ
"Ya Allah, Engkau-lah Yang Awal, tiada sesuatu-pun sebelum-Mu. Engkau-lah Yang Akhir, tiada sesuatupun sesudah-Mu. Engkau-lah Yang Zhahir, tiada sesuatupun yang di atas-Mu, dan Engkau-lah Yang Bathin, tiada sesuatupun di bawah-Mu, bayarkanlah hutang kami, dan bebaskanlah kami dari kefakiran".
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيُّومُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ
"Ya Allah! Bagi-Mu segala pujian, Engkaulah cahaya langit dan bumi serta apa yang ada padanya, bagi-Mu segala pujian, Engkaulah Penjaga langit dan bumi serta apa yang ada padanya dan bagi-Mu segala pujian, Engkaulah Tuhan langit dan bumi serta apa yang ada padanya. Engkaulah Yang Hak, PerkataanMu-lah yang hak, JanjiMu-lah yang hak, pertemuan dengan-Mu hak, surga adalah hak, neraka adalah hak, hari kiamat itu adalah hak dan Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi wasallam adalah hak".
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَبِكَ مِنْكَ
"Ya Allah! Aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemurkaanMu, dan dari `afiat (keselamatan) yang Engkau berikan dari siksaanMu, dan dengan (diri) Engkau daripada Engkau".
أَعُوذُ بِوَجْهِ اللهِ الْكَرِيمِ، وَكَلِمَاتِهِ التَّامَّاتِ الَّتِي لاَ يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلاَ فَاجِرٌ، مِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا، وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي الأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا، وَمِنْ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَمِنْ شَرِّ طَوَارِقِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، إِلاَّ طَارِقاً يَطْرُقُ بِخَيْرٍ، يَا رَحْمَنُ
"Aku mohon perlindungan kepada Wajah Allah Yang Maha Mulia dan Kalimat-kalimat-Nya Yang Maha Sempurna, Yang tidak mungkin dilampaui, baik oleh orang yang baik maupun yang jahat, dari kejahatan sesuatu yang turun dari langit atau yang naik ke atasnya, dari kejahatan apa yang tumbuh di bumi dan yang keluar daripadanya, dari fitnah-fitnah waktu malam dan siang dan dari kejahatan segala sesuatu yang datang di waktu malam, kecuali yang datang membawa kebaikan, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih".
اَللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
"Ya Allah! Cukupilah aku dengan (rezki) yang halal darimu, sehingga aku tidak memerlu-kan yang haram dan kayakanlah aku dengan karuniaMu, sehingga aku tidak butuk kepada selainMu".
اَللَّهُمَّ يَا فَارِجَ الْهَمِّ، كَاشِفَ الْغَمِّ، مُجِيبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّينَ، رَحْمَنَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَرَحِيمَهُمَا، أَنْتَ تَرْحَمُنِيْ، فَارْحَمْنِيْ رَحْمَةً تُغْنِيْنِيْ بِهَا عَنْ رَحْمَةِ مَنْ سِوَاكَ
"Ya Allah, wahai (Tuhan) Yang melapangkan dari kesusahan, Yang menghilangkan kegundahan, Yang mengabulkan (do`a) orang-orang yang dalam kesulitan, Yang Maha Pemurah di dunia dan akhirat serta Yang Maha Penyayang pada keduanya, Engkau mengasihaniku, maka kasihanilah aku dengan kasih sayang yang membuatkan tidak lagi membutuhkan kasih sayang dari selainMu".
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
"Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat bakhil dan pengecut dan aku berlindung kepada-Mu dari ditenggelamkan hutang dan dikuasai orang lain".
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
"Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab neraka Jahannam, aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan Al Masih Ad Dajjal dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian".
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْاَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفْوًا أَحَدٌ؛ أَنْ تَغْفِرَ لِيْ ذُنُوْبِيْ، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
"Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ya Allah, dengan bersaksi bahwasanya Engkau-lah Allah, tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Yang Maha Esa, Tempat bergantung segala sesuatu, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan-Nya, agar Engkau mengampuni dosa-dosaku. (Karena) sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلاَءِ، وَسُوءِ الْقَضَاءِ، وَمِنْ دَرَكِ الشَّقَاءِ، وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ
"Ya Allah! Aku berlindung kepada Engkau dari beratnya cobaan, kesengsaraan yang menimpa dan dari taqdir yang buruk serta dari musibah yang menggembirakan musuh".
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الشِّقَاقِ، وَالنِّفَاقِ، وَسُوءِ الأَخْلاَقِ
"Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari permusuhan, kemunafikan dan keburukan akhlak".
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَمِنْ تَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَمِنْ فُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ، وَمِنْ جَمِيعِ سَخَطِكَ وَعِقَابِكَ
"Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmatMu, dari berubahnya kesehatan (dari)-Mu, dari pembalasan-Mu yang tiba-tiba (datangnya) dan dari segala kemurkaan dan siksaanMu".
لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
"Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku telah termasuk orang-orang yang zhalim".
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ كُلَّهُ، دِقَّهُ وَجِلَّهُ، وَعَلاَنِيَتَهُ وَسِرَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
"Ya Allah! Ampunilah dosaku semuanya; yang kecil dan yang besar, yang terang-terangan dan yang tersembunyi serta yang awal dan yang kemudian".
اَللَّهُمَّ اهْدِنَا فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنَا فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنَا فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لَنَا فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِي وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، إِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ ربَّنَا وَتَعَالَيْتَ
"Ya Allah! Berilah kami petunjuk bersama orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah kami `afiat (keselamatan) bersama orang-orang yang telah engkau berikan keselamatan, bantulah kami bersama orang-orang yang Engkau bantu, berkatilah bagi kami apa yang telah Engkau berikan kepada kami, jauhkanlah kami dari keburukan qadha' yang telah Engkau putuskan, karena sesungguhnya Engkaulah yang membuat keputusan (hukum) dan bukan yang dihukum dan sesungguhnya tidak akan hina orang yang mencintai-Mu dan tidak akan mulia orang yang memusuhi-Mu, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami, lagi Maha Tinggi".
اَللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَأَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ، أَنْتَ إِلَهِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
"Ya Allah! Kepada-Mu aku berserah diri (islam), kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berta-wakkal, kepada-Mu aku kembali, dengan (nama) Engkau aku melawan (musuh) dan kepada-Mu aku berhukum, maka ampunilah (dosa) yang telah aku perbuat dan yang akan aku lakukan, yang aku sembunyikan dan yang terang-terangan serta (semua) dosa yang Engkau lebih mengeta-huinya daripadaku, Engkaulah Tuhanku, tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau".
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَفِي سَمْعِي نُورًا، وَفِي بَصَرِي نُورًا، وَمِنْ بَيْنِ يَدَيَّ نُورًا، وَمِنْ خَلْفِي نُورًا، وَعَنْ يَمِينِي نُورًا، وَعَنْ شِمَالِي نُورًا، وَمِنْ فَوْقِي نُورًا، وَمِنْ تَحْتِي نُورًا، وَأَعْظِمْ لِي نُورًا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ
"Ya Allah! Jadikanlah di dalam hatiku cahaya, di pendengaranku cahaya, di penglihatanku cahaya, di hadapanku cahaya, di belakangku cahaya, di ka-nanku cahaya, di kiriku cahaya, di atasku cahaya dan di bawahku cahaya serta besarkanlah bagiku cahaya, wahai Tuhan semesta alam".
اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُوْ، فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍِ، وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
"Ya Allah! RahmatMu-lah yang aku harapkan, maka janganlah Engkau tinggalkan diriku walau hanya sekejap mata dan baguskanlah urusanku seluruhnya, tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau".
اَللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِيْ، وَنُورَ بَصَرِيْ، وَجلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ
"Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu yang laki-laki dan anak hamba-Mu yang perempuan, ubun-ubunku di TanganMu, berlaku padaku hukumMu dan adil padaku ketetapan-ketetapan (qadha)-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan (perantaraan) seluruh NamaMu yang Engkau namai DiriMu dengan-Nya, atau yang Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan pada seseorang dari makhluk-Mu, atau yang hanya Engkau sendiri yang mengetahuinya dalam ilmu ghaib yang ada pada sisi-Mu, agar Engkau menjadikan Al Qur'an kesejukan (musim semi) hatiku, cahaya dadaku, pelipur kesedihanku dan pengusir kesu-sahanku".
أَعُوذُ بِنُورِ وَجْهِكَ الَّذِي أَشْرَقَتْ لَهُ الظُّلُمَاتُ، وَصَلُحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، أَنْ تَنْزِلَ بِيْ غَضَبُكَ، أَوْ تَحِلَّ عَلَيَّ سَخَطُكَ، لَكَ الْعُتْبَى حَتَّى تَرْضَى، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ
"Aku berlindung kepada cahaya WajahMu yang menerangi segala kegelapan, yang membuat baik semua urusan dunia dan akhirat, dari turunnya kemurkaan kemarahan dan kemurkaanMu. Bagi-Mu-lah segala kebaikan (pujian) sampai Engkau ridha dan tiada daya dan upaya kecuali dengan-Mu".
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كُلُّهُ، لاَ قَابِضَ لِمَا بَسَطْتَ، وَلاَ بَاسِطَ لِمَا قَبَضْتَ، وَلاَ هَادِيَ لِمَنْ أَضْلَلْتَ، وَلاَ مُضِلَّ لِمَنْ هَدَيْتَ، ولاَ مُقَرِّبَ لِمَا بَاعَدْتَ، وَلاَ مُبَاعِدَ لِمَا قَرَّبْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، اَللَّهُمَّ ابْسُطْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِكَ وَرَحْمَتِكَ وَفَضْلِكَ وَرِزْقِكَ
"Ya Allah! Bagi-Mu-lah segala pujian, tidak ada yang dapat menyempitkan sesuatu yang telah Engkau lapangkan dan tidak ada pula yang dapat melapangkan apa yang telah Engkau sempitkan. Tidak ada yang dapat memberi petunjuk kepada orang yang telah Engkau sesatkan dan tidak ada pula yang dapat menyesatkan orang yang telah Engkau beri petunjuk. Tidak ada yang dapat mendekatkan sesuatu yang telah Engkau jauhkan dan tidak ada pula yang dapat menjauhkan sesuatu yang telah Engkau dekatkan. Tidak ada yang dapat memberikan sesuatu yang telah Engkau tahan dan tidak ada pula yang dapat menahan sesuatu yang telah Engkau berikan. Ya Allah! Bentangkanlah kepada kami segala keberkatan, rahmat, karunia dan rezki dari-Mu".
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ النَّعِيمَ يَوْمَ الْعَيْلَةِ، وَالأَمْنَ يَوْمَ الْخَوْفِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَائِذٌ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا أَعْطَيْتَنَا وَشَرِّ مَا مَنَعْتَ منَّا
"Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kenikmatan pada hari kesengsaraan (kiamat) dan keamanan pada hari ketakutan (kiamat). Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan sesuatu yang telah Engkau berikan kepada kami dan dari keburukan sesuatu yang Engkau tahan (tidak berikan) kepada kami".
(( اَللَّّهُمَّ قَاتِلِ الْكَفَرَةَ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ، وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ، اَللَّهُمَّ قَاتِلِ الْكَفَرَةَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَهَ الْحَقِّ )).
"Ya Allah! Perangilah orang-orang kafir yang memalingkan (manusia) dari jalan-Mu, yang men-dustakan rasul-rasul-Mu, mereka menghalangi (manusia) dari jalan-Mu. Ya Allah! Perangilah orang-orang kafir, (yaitu) orang-orang yang telah diberikan Al Kitab kepada mereka, wahai Tuhan yang hak".
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِينِكَ
"Ya (Tuhan) Yang Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamaMu".
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ
"Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu segala kebaikan, baik yang segera maupun yang lambat, yang aku ketahui atau yang belum aku ketahui. Aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukan, baik yang segera maupun yang lambat, baik yang aku ketahui ataupun yang belum aku ketahui".
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِمَّا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، وَأُعُوذُ بِكَ مِمَّا عَاذَ مِنْهُ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، وَأَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيهَا مِنْ قَوْلٍِ أَوْ عَمَلٍ، وَأُعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ
أَوْ عَمَلٍ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ تَقْضِيهِ لِيْ خَيْرًا
Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu kebaikan-kebaikan yang diminta kepada-Mu oleh Nabi-Mu Shallallahu `alaihi wasallam, dan aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukan yang mana Nabi-Mu Shallallahu `alaihi wasallam berlindung kepada-Mu daripadanya. Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu surga dan hal-hal yang mendekatkan kepadanya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan hal-hal yang mendekatkan kepadanya, baik perkataan maupun perbuatan, dan aku memohon kepada-Mu agar Engkau menjadikana seluruh taqdir yang telah Engkau tetapkan bagiku kebaikan semata".
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ، وَدُعَاٍء لاَ يُسْمَعُ، وَنَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ، وَقَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ
"Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari do`a yang tidak didengar (dikabulkan), dari nafsu yang tidak mengenal kenyang (cukup) dan dari hati yang tidak bisa khusyu`".
اَللَّهُمَّ جَنِّبْنِيْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ، وَالأَعْمَالِ، وَالأَهْوَاءِ، وَالأَدْوَاءِ
"Ya Allah! Jauhkanlah aku dari segala kemung-karan (yang berhubungan dengan) segala akhlak, amalan, hawa nafsu dan penyakit".
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْهُدَى، وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ، وَالْغِنَى، وَالْعَمَلَ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى
"Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada Engkau (agar diberikan) petunjuk, ketakwaan, `iffah (kesanggupan menahan diri dari yang tidak baik), kecukupan (rezki) dan mengerjakan amalan yang Engkau cintai dan ridhai".
رَبِّ أَعِنِّيْ وَلاَ تُعِنْ عَلَيَّ، وَانْصُرْنِيْ وَلاَ تَنْصُرْ عَلَيَّ، وَامْكُرْ لِيْ وَلاَ تَمْكُرْ عَلَيَّ، وَاهْدِنِيْ وَيَسِّرْ هُدَاكَ إِلَيَّ، وَانْصُرْنِيْ عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيَّ، رَبِّ اجْعَلْنِيْ لَكَ شَاكِرًا، ذَاكِرًا لَكَ رَاهِبًا مِطْوَاعًا إِلَيْكَ مُخْبِتًا أَوَّاهًا مُنِيبًا، رَبِّ اقْبَلْ تَوْبَتِيْ وَاغْسِلْ حَوْبَتِيْ وَأَجِبْ دَعْوَتِيْ، وَثَبِّتْ حُجَّتِيْ، وَاهْدِ قَلْبِيْ، وَسَدِّدْ لِسَانِيْ، وَاسْلُلْ سَخِيمَةَ قَلْبِيْ
"Ya Allah! Tolonglah aku dan janganlah Engkau tolong (seseorang mencelakakanku), bantulah aku dan janganlah Engkau bantu (musuh mengalahkan-ku), buatkanlah tipu daya untukku dan jangan Engkau buatkan tipu daya terhadapku, tunjukilah aku dan mudahkanlah petunjukMu itu kepadaku serta tolonglah aku menghadapi orang yang melam-paui batas (zhalim) terhadapku. Ya Allah! Jadi-kanlah aku hamba yang senantiasa bersyukur kepada-Mu, senantiasa berzikir kepada-Mu, senantiasa takut lagi taat kepada-Mu, senantiasa tunduk, merendah dan kembali (taubat) kepada-Mu. Ya Allah! Terimalah taubatku, basuhlah dosa-dosaku, kabulkanlah do`aku, tetapkanlah hujjahku, tunjukilah hatiku, luruskanlah (ucapan) lidahku dan hilangkanlah kekotoran hatiku".
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِيْ وَتَرْحَمَنِيْ، وَإِذَا أَرَدْتَ بَيْنَ عِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنِيْ إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونٍ، اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ أَحَبَّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُنِيْ إِلَى حُبِّكَ
"Ya Allah! Aku memohon kepada Engkau (dimudahkan) bagiku berbuat segala kebaikan, meninggalkan segala kemungkaran dan mencintai orang-orang miskin. (Aku memohon kepada-Mu) agar mengampuniku dan merahmatiku. Dan apabila Engkau hendak menurunkan suatu fitnah (cobaan) di kalangan hamba-hamba-Mu, maka wafatkanlah aku dalam keadaan selamat dari fitnah tersebut. Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu (agar) mencintaiMu, mencintai orang yang Engkau cintai dan mencintai amalan yang men-dekatkanku kepada cintaMu".
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فَوَاتِحَ الْخَيْرِ وَخَوَاتِمَهُ، وَجَوَامِعَهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَظَاهِرَهُ وَبَاطِنَهُ، وَالدَّرَجَاتِ الْعُلَى مِنَ الْجَنَّةِ
"Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada Engkau kunci-kunci kebaikan, penutup-penutupnya, pengumpul-pengumpulnya, awal dan akhirnya, yang zhahir di antaranya dan yang bathin, serta derajat-derajat yang tinggi di surga".
اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ بِالإِسْلاَمِ قَائِمًا، وَاحْفَظْنِيْ بِالإِسْلاَمِ قَاعِدًا ، وَلاَ تُطِعْ فِيَّ عَدُوًّا وَلاَ حَاسِدًا
"Ya Allah! Jagalah aku dengan Islam dalam keadaan berdiri, jagalah aku dengan Islam dalam keadaan duduk, jagalah aku dengan Islam dalam keadaan tidur, dan janganlah Engkau biarkan musuhku atau orang yang dengki kepadaku (menyebabkan kesusahanku)".
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ كُلِّ خَيْرٍ خَزَائِنُهُ بِيَدِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ كُلِّ شَرٍّ خَزَائِنُهُ بِيَدِكَ
Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu seluruh kebaikan yang tempat penyimpanannya berada di TanganMu, dan aku berlindung kepadaMu dari seluruh keburukan yang tempat penyimpanannya berada di TanganMu."
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Tuhan kami! Berikanlah kepada kami kebaikan dan di akhirat kebaikan, dan jauhkanlah kami dari azab neraka".
SELESAI....
(Sumber : http://www.islamhouse.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda di sini