Menonton berita dilayar televisi sehabis beraktivitas adalah rutinitas yang harus kujalani selama tinggal di luar negeri. Di temani kasur kecil yang terhampar diantara laptop dan tivi, aku terus menyimak serpihan berita yang hadir dari negeriku mulai dari si fenomenal briptu norman hingga Kader partai yg asyik nonton pilem XXX pada saat sidang paripurna. Dan akibat di terpa semburan angin yang keluar dari mesin pendingin ruangan di dalam apartemenku...pikiranku perlahan-lahan melayang ke negeriku tercinta......
Hidup dari tanah air tidaklah membuatku jauh dari negeriku tercinta walau terkadang saya merasa semakin lama negeri ini semakin jauh meninggalkanku. Terutama melihat para pemeran utama yang telah diberi kepercayaan oleh rakyat tapi malah mengkhianati rakyat setelah duduk manis diatas kursi kekuasaan.
Sejak dari dulu perilaku mereka bak badut yang marah bila ditertawakan, ibarat anak TK yang berkostum dewasa atau lebih layaknya bergaya bak orang suci saat kampanye dan berubah menjadi iblis saat berkuasa.
Banyak hal yang sudah menjadi rahasia umum atas segala kebobrokan mereka...mulai dari peninggalan lama yg terus di usung, budaya "tidur" di ruang sidang. lalu ruang sidang yang sering kosong saat rapat tapi selalu penuh pada saat kunjungan kerja ke luar negeri. Budaya tidur seakan mulai bergeser seiring makin canggihnya tehnologi di negeri ini...mereka yang tidak lagi tidur bersibuk ria MENONTON folder XXX yang katanya bisa membuat mata tetep melotot saat akhir sidang paripurna. Lain lagi dengan budaya yang telah mengakar dan bahkan dilakukan secara berjamaah tanpa merasa malu apalagi takut. budaya yang kita sebut KORUPSI. Yang lebih menghebohkan adalah sikap narsis mereka yang merekam kegiatan asusila mereka seakan bangga atas apa yang dibuatnya. (Naudzu billah min dzalik)
Tapi yen ta pikir-pikir.... mereka itu kan orang-orang pilihan masyarakat yang bahkan masyarakat rela untuk saling menumpahkan darah agar dapat mengantarkan jagoannya duduk di kursi kekuasaan.Terus kemana masyarakat yang memilih mereka? apakah mereka keccewa dengan apa yang dilakukan oleh para pilihan mereka? Atau mereka lupa atas apa atau siapa yang mereka pilih? buktinya setiap kali ajang pemilihan selalu terlihat kembali riuh redah antusias masyarakat atas calon yang mereka usung... seakan mereka lupa atas segala pengkhianatan yg pernah dilakukan ataukan masyarakat indonesia adalah manusia yang sangat super pemaaf hingga kembali berkecimpung dengan ritual 5 tahunan tersebut. Atau adakah sesuatu hal yang bisa membutakan mata dan mata hati mereka pada saat itu...sesuatu yang sulit untuk di tolak di saat kesusahan membelit masyarakat? Atau kesengsaraan itu memang di subur kembangkan di negeri yang kaya raya ini?
Ya saudaraku...kita punya mata, pergunakanlah mata itu untuk melihat keadaan bangsa ini. Kita punya telinga, pergunakanlah itu untuk mendengar tangisan bumi pertiwi...Kita punya Hati, gunakanlah itu untuk menggerakan langkahmu ke arah yang benar... Masih bisakah kalian duduk tenang di kursi kekuasaan dan bertempatkan gedung seharga 1,6 triliyun sedang anak-anak mereka yang mengantarkanmu duduk di kursi empukmu...bersekolah dengan penuh kecemasan akan rubuhnya sekolah mereka?
Apalagi melihat ditempat asalku bekerja di indonesia...masih ada anak-anak yang harus melintasi derasnya sungai untuk mencapai gedung sekolahnya...aku hanya bisa membayangkan seandainya mereka terlepas dari potongan tali yang digunakan untuk nyeberang karena jembatan yang biasa digunakan telah hanyut di terjang banjir beberapa tahun lalu... Dan serasa di terjang banjir, kuusap cairan yang membasahi sekujur wajahku. cairan yang sulit dibendung setiap kali aku tertidur. sambil mengucek mata, kupandangi jam dinding yang nemplok di apartement ku... Alhamdulillah dah jam 11:50 am. bangun aghhhh bentar lagi sholat dhuhur.
Semoga semua itu hanya bunga tidurku.....
Hidup dari tanah air tidaklah membuatku jauh dari negeriku tercinta walau terkadang saya merasa semakin lama negeri ini semakin jauh meninggalkanku. Terutama melihat para pemeran utama yang telah diberi kepercayaan oleh rakyat tapi malah mengkhianati rakyat setelah duduk manis diatas kursi kekuasaan.
Sejak dari dulu perilaku mereka bak badut yang marah bila ditertawakan, ibarat anak TK yang berkostum dewasa atau lebih layaknya bergaya bak orang suci saat kampanye dan berubah menjadi iblis saat berkuasa.
Banyak hal yang sudah menjadi rahasia umum atas segala kebobrokan mereka...mulai dari peninggalan lama yg terus di usung, budaya "tidur" di ruang sidang. lalu ruang sidang yang sering kosong saat rapat tapi selalu penuh pada saat kunjungan kerja ke luar negeri. Budaya tidur seakan mulai bergeser seiring makin canggihnya tehnologi di negeri ini...mereka yang tidak lagi tidur bersibuk ria MENONTON folder XXX yang katanya bisa membuat mata tetep melotot saat akhir sidang paripurna. Lain lagi dengan budaya yang telah mengakar dan bahkan dilakukan secara berjamaah tanpa merasa malu apalagi takut. budaya yang kita sebut KORUPSI. Yang lebih menghebohkan adalah sikap narsis mereka yang merekam kegiatan asusila mereka seakan bangga atas apa yang dibuatnya. (Naudzu billah min dzalik)
Tapi yen ta pikir-pikir.... mereka itu kan orang-orang pilihan masyarakat yang bahkan masyarakat rela untuk saling menumpahkan darah agar dapat mengantarkan jagoannya duduk di kursi kekuasaan.Terus kemana masyarakat yang memilih mereka? apakah mereka keccewa dengan apa yang dilakukan oleh para pilihan mereka? Atau mereka lupa atas apa atau siapa yang mereka pilih? buktinya setiap kali ajang pemilihan selalu terlihat kembali riuh redah antusias masyarakat atas calon yang mereka usung... seakan mereka lupa atas segala pengkhianatan yg pernah dilakukan ataukan masyarakat indonesia adalah manusia yang sangat super pemaaf hingga kembali berkecimpung dengan ritual 5 tahunan tersebut. Atau adakah sesuatu hal yang bisa membutakan mata dan mata hati mereka pada saat itu...sesuatu yang sulit untuk di tolak di saat kesusahan membelit masyarakat? Atau kesengsaraan itu memang di subur kembangkan di negeri yang kaya raya ini?
Ya saudaraku...kita punya mata, pergunakanlah mata itu untuk melihat keadaan bangsa ini. Kita punya telinga, pergunakanlah itu untuk mendengar tangisan bumi pertiwi...Kita punya Hati, gunakanlah itu untuk menggerakan langkahmu ke arah yang benar... Masih bisakah kalian duduk tenang di kursi kekuasaan dan bertempatkan gedung seharga 1,6 triliyun sedang anak-anak mereka yang mengantarkanmu duduk di kursi empukmu...bersekolah dengan penuh kecemasan akan rubuhnya sekolah mereka?
Apalagi melihat ditempat asalku bekerja di indonesia...masih ada anak-anak yang harus melintasi derasnya sungai untuk mencapai gedung sekolahnya...aku hanya bisa membayangkan seandainya mereka terlepas dari potongan tali yang digunakan untuk nyeberang karena jembatan yang biasa digunakan telah hanyut di terjang banjir beberapa tahun lalu... Dan serasa di terjang banjir, kuusap cairan yang membasahi sekujur wajahku. cairan yang sulit dibendung setiap kali aku tertidur. sambil mengucek mata, kupandangi jam dinding yang nemplok di apartement ku... Alhamdulillah dah jam 11:50 am. bangun aghhhh bentar lagi sholat dhuhur.
Semoga semua itu hanya bunga tidurku.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda di sini