Sudah seminggu ini terdengar kabar menyedihkan tentang nasib buruh migran di negeri yang berlimpah minyak bumi di dalamnya. Berita tentang Kikim Komala sari dan Sumiyati yang menjadi korban kekerasan yang tidak manusiawi terjadi lagi di negeri ini. banyak sudah tanggapan yang muncul hingga saat ini menjadi isu yang di perbincangkan di Saudi Arabia. bahkan sebagian teman kerja menanyakan kebenaran berita itu kepada saya.... terenyuh ternyata negeri yang kaya akan sumber daya alam harus menjadi korban "penjualan manusia" kepada mereka yang tidak bertanggung jawab.
Sebagian orang mengutuk arab saudi mengenai hal ini... bahkan yang lebih terenyuh lagi hingga sampai di kaitkan dengan unsur agama. Harus saya katakan bahwa sebaik-baiknya manusia berasal dari Saudi Arabia (Nabi Muhammad SAW) dan seburuk-buruknya manusia pada akhir jamanpun berasal dari negeri ini (Abu Jahal). dan dapat saya pastikan bahwa orang yang melakukan ini bukanlah orang yang taat akan syariat yang di bawa oleh Rasulullah SAW. Karena Rasulullah SAW mengharamkan sesama muslim meneteskan darah saudaranya sendiri..
Masalah buruh migran atau kalo lebih di spesifikasikan lagi masalah TKW adalah cerita usang yang selalu bergonta-ganti tokoh ( korban). Masalah yang cukup dilematis bagi para anggota DEWAN dan PEMERINTAH untuk menyetop kegiatan ini, sama susahnya untuk menutup pabrik rokok yang jelas sangat merugikan masyarat.kenapa saya katakan dilematis karena bila pengiriman TKW di stop maka pemerintah akan sontak kehilangan Rp. 60 triliyun dari devisa yang mereka setorkan yang MUNGKIN sebagian dari devisa tersebut dipakai untuk STUDI BANDING para ANGGOTA DEWAN ke tempat-tempat indah diseluruh dunia.Dan masalah TKW bila di pandang dari segi AGAMA dalam hal ini sudut pandang Syariat Islam adalah Haram. Karena Wanita tidak boleh bepergian bila tidak di dampingi oleh muhrimnya bahkan untuk beribadah hajipun, para wanita harus di dampingi oleh para muhrimnya dalam pelaksanaan ibadah haji tersebut. Tapi masalahnya mereka ini (para TKW) yang mendapat gelar PAHLAWAN DEVISA yang pada kenyataannya selalu di perlakukan bukan sebagai Pahlawan yang layak di hormati tapi seringnya mendapat perlakuan bak "seekor sapi perah yang di cocok hidungnya" yang selalu nurut apa kata para oknum yang memanfaatkannya.....
Bersambung...penulis udah ngantuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda di sini