Sepulang kerja sejenak mampir di sebuah kedai masakan siap saji yang ternyata salah seorang pelayannya adalah seorang pemuda yang berasal dari indonesia. walau sempat salah kaprah karena pertama kali masuk ke kedai langsung di sambut dengan bahasa katalog, seorang pria asal philipina nyerocos menawarkan menu andalannya dalam bahasa ibu mereka. setelah panjang lebar baru saya mulai menyela "mafi maklum, ana fi indonesia"... oh sorry sir, I think you are kabayan (panggilan buat orang philipina). I will call my friend. he is indonesian also.
disinilah awal mula pertemuannya...setelah selesai menu dan menunggu paket yg disediakan datang. kami saling bercerita tentang masing-masing. begitu terharunya ketika mendengar kisah yg disampaikan. Dia harus meninggalkan keluarganya dalam tempo 2 tahun. tanpa bisa berkumpulnya dan ditambah harus bekerja 8 jam dalam sehari serta bekerja 7 hari dalam seminggu.artinya seumur kontraknya harus dihabiskan di kedai cepat saji tersebut.
tapi dari kesedihan yg terucap dari mulutnya masih tampak senyum dan bangga, menurutnya hanya dengan cara ini mungkin ia bisa mewujudkan segala mimpinya. dan masih saja ada harap bila diakhir kontrak bisa mendapatkan kerjaan yang minimal memiliki hari libur..
Setelah membayar paket yg dibeli, saya berpisah dengannya dan memikirkan segala hal. Rasa sedih karena ternyata anak negeri harus bersusah payah untuk memenuhi hidup yg layak di negeri orang dan terkadang harus menjalani hidup yg lebih berat dinegeri sendiri. saya malu karena saya masih belum sesabar beliau. dan masih banyak pertanyaan yg muncul dari benak ini.
disinilah awal mula pertemuannya...setelah selesai menu dan menunggu paket yg disediakan datang. kami saling bercerita tentang masing-masing. begitu terharunya ketika mendengar kisah yg disampaikan. Dia harus meninggalkan keluarganya dalam tempo 2 tahun. tanpa bisa berkumpulnya dan ditambah harus bekerja 8 jam dalam sehari serta bekerja 7 hari dalam seminggu.artinya seumur kontraknya harus dihabiskan di kedai cepat saji tersebut.
tapi dari kesedihan yg terucap dari mulutnya masih tampak senyum dan bangga, menurutnya hanya dengan cara ini mungkin ia bisa mewujudkan segala mimpinya. dan masih saja ada harap bila diakhir kontrak bisa mendapatkan kerjaan yang minimal memiliki hari libur..
Setelah membayar paket yg dibeli, saya berpisah dengannya dan memikirkan segala hal. Rasa sedih karena ternyata anak negeri harus bersusah payah untuk memenuhi hidup yg layak di negeri orang dan terkadang harus menjalani hidup yg lebih berat dinegeri sendiri. saya malu karena saya masih belum sesabar beliau. dan masih banyak pertanyaan yg muncul dari benak ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda di sini